A.
JUDUL PROGRAM
Penanganan Sampah Keluarga Berbasis
Lembaga Lokal di Lingkungan RW. 02 Kelurahan Tlogomas
B.
LATAR BELAKANG PROGRAM
Kota Malang
sebagai kota pelajar dan kota yang cocok untuk lahan bisnis membuatnya
semakin hari semakin padat penduduk. Selain penduduk asli Malang, para pendatang ikut andil memadatkan
wilayah ini. Setidaknya, padatnya jalanan dan berkurangnya lahan hijau akibat
dibangunnya rumah-rumah menggambarkan hal tersebut.
Semakin
banyaknya manusia bukan berarti tidak menimbulkan suatu masalah. Manusia
sebagai makhluk hidup dapat dipastikan mengkonsumsi produk untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sisa buang produk yang dikonsumsi tersebut akhirnya menjadi
sampah tidak terkecuali yang terjadi di RW. 02 Kelurahan Tlogomas.
RW. 02
Kelurahan Tlogomas terdiri dari 6 RT. Dalam setiap RT, rata-rata terdiri dari 100
kepala keluarga, jadi dalam RW. 02 terdapat 600 kepala keluarga. Jika dalam
setiap keluarga menghasilkan 1 kg sampah setiap hari, maka TPS akan terisi 600
kg sampah tiap harinya. Belum
lagi jika perhitungan dilakukan dalam hitungan minggu, bulan, atau bahkan
tahun. Memang yang menangani masalah sampah ini adalah pemerintah, namun jika
sampai pada suatu titik pemerintah tidak mampu menangani, maka masalah ini akan
mengganggu masyarakat juga. TPA yang dibutuhkan semakin luas, wabah penyakit
bermunculan, dan pencemaran udara akan terjadi jika tidak segera dicari
pencegahannya.
Menumpuknya
sampah di TPS RW. 02 Kelurahan Tlogomas ini hanya diatasi dengan menunggu
pemerintah tanpa warga bisa membantu mengatasinya. Hal ini dikarenakan warga
tidak memiliki pengetahuan mengenai manfaat ekonomis dari sampah yang telah
didaur ulang dan tidak memiliki keterampilan mengenai cara pengolahan sampah
menjadi pupuk kompos.
Sejauh ini
yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah sampah adalah mengubah sampah
organik di TPA menjadi pupuk kompos dengan menggunakan mesin pencacah sederhana
yang harganya sekitar 18 juta rupiah. Pengangkutan sampah warga ke TPS dan TPA,
pemilihan antara sampah organik dan anorganik, dan pencacahan untuk menjadi
pupuk kompos akan memakan biaya yang tidak sedikit. Imbal balik dari hasil
pengolahan yakni pupuk juga tidak disalurkan kembali kepada masyarakat yang
sebenarnya ikut menyumbang bahan pokok pupuk tersebut.
Biaya
pengangkutan dan pengolahan yang tinggi, tidak adanya nilai tambah yang
diberikan kepada masyarakat, kurangnya pengetahuan masyarakat akan manfaat
ekonomis yang didapat dari sampah, dan kurangnya keterampilan masyarakat dalam
mengolah sampah menjadi pupuk kompos itulah yang membuat penulis tertarik untuk
mengadakan sosialisasi dan pelatihan mengenai penanganan sampah yang sederhana
sehingga bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat dan bisa membantu masyarakat
dari sisi ekonomi dengan usaha pupuk kompos .Penanganan sampah ini juga
mengajak urun tangan lembaga lokal yakni RW dan RT sehingga dapat merangkul
warga dengan lebih mudah.
Metode
pelaksanaan program ini adalah sosialisasi, pelatihan, pemantauan dan
pendampingan. Sosialisasi yang akan dilakukan dapat membuka wacana baru bagi
masyarakat mengenai manfaat dari sampah yang selama ini dianggap sebagai barang
tidak berharga. Sedangkan pelatihan akan menambah keterampilan masyarakat dalam
mengolah sampah menjadi pupuk kompos. Keterampilan ini dapat memberikan banyak
manfaat bagi warga. Hasil daur ulang sampah mereka sendiri yakni pupuk kompos
dapat digunakan pada lahan hijau di rumah masing-masing dan terlebih lagi dapat
dikembangkan menjadi sebuah usaha. Efek lainnya adalah sampah tidak menumpuk
lagi di TPS menunggu untuk diangkut ke TPA sehingga lingkungan menjadi bersih.
C.
RUMUSAN MASALAH
1. Menumpuknya sampah warga di TPS tanpa memberi
nilai tambah bagi warga namun sebaliknya menyebabkan lingkungan menjadi kotor.
2. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat
mengenai manfaat ekonomis yang didapat dari sampah sehingga sampah menjadi
barang yang tidak berharga dan terbuang begitu saja memenuhi TPS setempat
3. Kurangnya keterampilan yang dimiliki masyarakat
mengenai cara pengolahan sampah menjadi pupuk kompos sehingga tidak memperoleh
produk hasil daur ulang bernilai ekonomis yang mampu menambah pendapatan
masyarakat
D.
TUJUAN PROGRAM
Kondisi baru yang diharapkan
terwujud setelah adanya program ini adalah :
1. Sampah yang menggunung di TPS akan berkurang karena
masyarakat mengerti akan nilai ekonomis yang ditawarkan dari sampah sehingga
lingkungan menjadi bersih
2. Masyarakat memiliki wacana baru mengenai
manfaat ekonomis dari sampah
3. Masyarakat memiliki tambahan keterampilan
baru dalam mengolah sampah menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai ekonomis
sehingga mampu menambah pendapatan masyarakat
E.
LUARAN YANG DIHARAPKAN
a.
PENGEMBANGAN PENGETAHUAN
Program
Kreatifitas Pengabdian Masyarakat Mahasiswa (PKMM) ini diharapkan mampu membuka
wacana baru bagi masyarakat akan pentingnya sampah. Sampah tidak dipandang
sebagai suatu barang tidak berguna yang hanya bisa membawa masalah namun
masyarakat mampu melihat adanya manfaat degan pengetahuan baru yang didapat dan
mampu memetik manfaat tersebut dengan adanya keterampilan yang dimiliki.
b.
PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN
Setelah
masyarakat mampu memetik manfaat dari sampah dalam bentuk pupuk kompos, maka
diharapkan dapat dikembangkan menjadi suatu usaha pupuk kompos sehingga dapat
meningkatkan income per kapita masyarakat. Selain itu, lingkungan menjadi bersih
dan Pemerintah dapat terbantu dalam hal pengelolaan sampah.
c.
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Program
Kreatifitas Pengabdian Masyarakat Mahasiswa (PKMM) ini diharapkan mampu menjadi
sarana transfer ilmu pengetahuan sehingga ilmu yang dimiliki akan berguna karena
dapat digunakan oleh banyak orang.
F.
KEGUNAAN PROGRAM
a.
ASPEK SOSIAL
Persoalan
sampah akhirnya dapat diatasi bukan hanya dari peran pemerintah tapi juga peran
aktif masyarakat. Semakin banyak pihak yang turut serta maka semakin cepat lingkungan
menjadi bersih.
Jika persoalan
sampah yang diatasi dengan mengubahnya menjadi pupuk kompos dengan cara yang
sederhana berkembang dengan baik maka dapat menjadi usaha yang dapat menyerap
tenaga kerja.
b.
ASPEK EKONOMI
Bila pengolahan
sampah menjadi pupuk kompos berhasil sehingga memiliki hasil yang melebihi
kebutuhan masyarakat pengolah, maka masyarakat dapat menjualnya kepada konsumen
dan seterusnya dapat dijadikan sebagai usaha. Hasil penjualan ini akan menjadi
suatu tambahan penghasilan bagi masyarakat yang nantinya dapat meningkatkan
income per kapita.
G.
GAMBARAN MASYARAKAT SASARAN
Lingkungan RW.
02 Kelurahan Tlogomas memiliki jumlah penduduk yang padat. RW. 02 ini memiliki 6 RT dan setiap RT rata-rata terdiri dari 200
Kepala Keluarga. Masalah yang selama ini dihadapi oleh penduduk adalah
menumpuknya sampah di TPS setempat karena belum dikelola dengan baik. Apalagi ketika ada keterlambatan
pengangkutan sampah ke TPA oleh truk-truk sampah. Musim hujan juga menjadi
suatu masalah karena membuat sampah-sampah berserakan terbawa air hujan ke
jalan.
Penanganan
sampah yang melibatkan lembaga lokal ini dapat membantu mengatasi hal tersebut.
Masalah sampah akhirnya menjadi masalah bersama. Akan dilakukan sosialisasi dan
pelatihan kepada perwakilan dari setiap RT yakni pengurus RT mengenai manfaat
dan cara mengolah sampah menjadi pupuk kompos dengan menggunakan teknologi
sederhana. Setelah itu, perwakilan tersebut yang mengkomunikasikan secara langsung
kepada warga setempat dengan tetap dilakukan pemantauan dan pendampingan.
Setiap 2 RT
memiliki satu tempat pengolahan dalam bentuk tong-tong. Tiap jenis sampah
organik akan disekat dengan tanah dan menempatkan sisa makanan yang mudah busuk
di lapisan paling atas. Tumpukan sampah organik yang sudah dilapisi dengan
tanah disimpan selama 2 minggu. Setelah
itu, hasilnya bisa dipanen. Murah, mudah, singkat, dan bermanfaat, itulah yang
ditawarkan dari program ini.
H.
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Observasi yang telah dilakukan di
lingkunga RW. 02 Kelurahan Tlogomas mengungkapkan adanya masalah penumpukan sampah
di TPS yang disebabkan sampah belum dikelola dengan baik karena kurangnya
pengetahuan akan manfaat dan keterampilan masyarakat dalam mengolah sampah.
Berdasarkan hal tersebut akhirnya ditemuka sebuah dalam penangan sampah
berbasis lembaga lokal yang akan dijalankan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a.
SOSIALISASI
Sosialisasi
Program akan dilakukan melalui pengurus RT setempat. Sosialisasi kepada
masyarakat akan secara langsung dilakukan pengurus RT. Diharapkan dengan adanya
sosialisasi ini, seluruh pengurus RT akan paham tentang penanganan sampah yang
akan dilaksanakan sehingga mereka akan mengerti manfaat dari program ini dan
akhirnya akan termotivasi untuk menjalankannya.
b.
PELATIHAN
Pelatihan cara
menjalankan model penanganan sampah keluarga berbasis lembaga lokal ini akan
dilakukan kepada perwakilan tiap-tiap RT. Perwakilan ini yang akan mengadakan pelatihan
secara langsung kepada warga setempat. Pelatihan ini dilaksanakan mulai dari cara
mengisi tong dengan tanah dan jenis sampah yang bisa didaur ulang menjadi pupuk
kompos, waktu penyimpanan, dan panen.
c.
PEMANTAUAN DAN PENDAMPINGAN
Pemantauan dan
pendampingan dilakukan selama pelaksanaan kegiatan ini berlangsung sampai
masyarakat dapat melakukan secara mandiri. Pemantauan akan dilakukan oleh anggota
kelompok bersama pengurus RW dan RT untuk mengamati pelaksanaan program.
I.
JADWAL KEGIATAN
Jadwal Kegiatan Program
Kegiatan
|
Bulan Ke-
|
||
1
|
2
|
3
|
|
- Penetapan lokasi penampungan/pengolahan
|
x
|
|
|
- Sosialisasi program
|
x
|
|
|
- Persiapan alat dan bahan
|
x
|
|
|
- Pelatihan
|
x
|
x
|
|
- Pemantauan dan pendampingan
|
x x x x
|
x x x x
|
x x x x
|
- Panen pupuk kompos
|
|
x x
|
x x
|
- Laporan akhir
|
|
|
x
|
Tabel 1
J.
NAMA BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA PENGABDIAN
1. Ketua Pelaksana Pengabdian
a. Nama : Dwi Riva Yuliansari
b. NIM : 04620241
c. Fakultas/Program Studi : Ekonomi / Akuntansi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah
Malang
e. Waktu untuk PKM : 10 jam / minggu
2. Anggota Pelaksana Pengabdian
a. Nama : Pristiawan Erik Abadi
b. NIM : 04620253
c. Fakultas/Program Studi : Ekonomi / Akuntansi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah
Malang
e. Waktu untuk PKM : 8 jam / minggu
a. Nama : Ade Rahmawati
b. NIM : 07610091
c. Fakultas/Program Studi : Ekonomi / Manajemen
d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah
Malang
e. Waktu untuk PKM : 8 jam / minggu
K.
NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING
1. Nama : Dra. Sri Wahjuni Latifah, MM, Ak
2. Golongan Pangkat dan NIP : Lektor / III C dan 107.9209.0281
3. Jabatan Fungsional : Penata
4. Jabatan Struktural : Sekretaris Jurusan
Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Malang
5. Fakultas / Program Studi : Ekonomi / Akuntansi
6. Bidang Keahlian : Sistem
InformasiAkuntansi
7. Waktu untuk PKM : 7 jam / minggu
L.
ANGGARAN BIAYA
Estimasi dana kegiatan
NO
|
JENIS KEGIATAN
|
ANGGARAN
|
1.
|
Persiapan lokasi
|
Rp 200.000,00
|
2.
|
Penggandaan proposal, sosialisasi, dan publikasi
|
Rp
175.000,00
|
3.
|
Alat dan bahan :
Tong plastik (42 buah @ Rp 100.000,00)
Sekop (3 buah @ Rp 50.000,00)
Tanah (3 bulan = 30 karung @ Rp 5.000,00)
|
Rp
4.200.000,00
Rp
150.000,00
Rp
150.000,00
|
4.
|
Transportasi (4 orang x 12 kali x @ Rp 10.000,00)
|
Rp
480.000,00
|
5.
|
Telepon (3 bulan)
|
Rp
250.000,00
|
6.
|
Administrasi dan manajemen
|
Rp
195.000,00
|
7.
|
Penyusunan laporan akhir
|
Rp
200.000,00
|
|
Jumlah
|
Rp 6.000.000,00
|
Tabel 2
M.
LAMPIRAN
a.
GAMBARAN MODEL PENANGANAN SAMPAH KELUARGA
BERBASIS LEMBAGA LOKAL
Model Penanganan
Sampah Keluarga Berbasis Lembaga Lokal
Bagan 1
Untuk
membuat kompos, setiap 2 RT menyediakan 14 buah tong sehingga dalam setiap RW
terdapat 42 tong. Simpan tanah secukupnya di dasar tong, lalu masukan sampah
dari jenis daun atau sayuran mentah, tutup lagi dengan lapisan pasir atau
tanah, masukan sampah sisa roti atau kue, lapisi lagi dengan tanah, masukan
kotoran burung atau ayam, lapisi lagi dengan tanah, masukan sisa makanan mudah
busuk seperti nasi dan sayuran dan lapisi kembali dengan tanah.
Setelah
disimpan selama dua minggu, pupuk kompos rumah tangga ini siap dipanen. Setiap
hari menggunakan tong yang berbeda-beda sehingga pengumpulan sampah dan panen
dapat dilakukan tiap hari. Pupuk ini bisa digunakan untuk pot bunga atau
tumbuhan di pekarangan sendiri dan jika lebih maka bisa dijual.
b.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA DAN ANGGOTA PELAKSANA
b.1 Ketua Pelaksana
a. Nama lengkap : Dwi Riva Yuliansari
b. Tempat tanggal lahir : Lamongan, 30 November 1985
c. Agama : Islam
d. Alamat : Jl.
Tirto Utomo Perumahan Landungsari Asri D/66 Malang
e. Nomor Handphone : 08883016677
f. Status pernikahan : Belum
g. Riwayat pendidikan formal :
No
|
Jenjang
|
Nama Institusi
|
Tahun Tamat
|
1
|
SD
|
SD Negeri Jetis III Lamongan
|
1998
|
2
|
SLTP
|
SLTP Negeri I Lamongan
|
2001
|
3
|
SLTA
|
SMA Negeri 2 Lamongan
|
2004
|
4
|
D1
|
Bhs. Inggris (ESP) UMM
|
2006
|
5
|
S1
|
Akuntansi FE UMM
|
|
h. Pengalaman penelitian
1. Analisis Dampak Pendidikan Terhadap
Dunia Kerja, Tahun 2007
b.2 Anggota Pelaksana
a. Nama lengkap : Pristiawan Erik
Abadi
b. Tempat tanggal lahir : Malang, 06 Oktober 1985
c. Agama : Islam
d. Alamat : Jln.
Tlogo Suryo Gg.VI No.59 RT.05 RW.02 Tlogomas Malang
e. Nomor Handphone : 08883318941
f. Status pernikahan : Belum
g. Riwayat pendidikan formal :
No
|
Jenjang
|
Nama Institusi
|
Tahun Tamat
|
1
|
SD
|
SD Negeri Tlogomas II Malang
|
1998
|
2
|
SLTP
|
SLTP Negeri IV Malang
|
2001
|
3
|
SLTA
|
SMA Negeri VII Malang
|
2004
|
4
|
D1
|
Bhs. Inggris (ESP) UMM
|
2006
|
5
|
S1
|
Akuntansi FE UMM
|
|
h. Pengalaman penelitian
1. Pengolahan Limbah Sapi Sebagai Alternatif
Sumber Energi Rumah Tangga , Tahun 2006
a. Nama lengkap : Ade Rahmawati
b. Tempat tanggal lahir : Bogor, 02 Desember 1987
c. Agama : Islam
d. Alamat : Jln Tirto Utomo
Perum. Landungsari Asri D/66
e. Nomor Handphone :
085737023752
f. Status pernikahan : Belum Menikah
g. Riwayat pendidikan formal :
No
|
Jenjang
|
Nama Institusi
|
Tahun Tamat
|
1
|
SD
|
SDN 1 Pondok
|
2000
|
2
|
SLTP
|
SMP NU Sindang Laut
|
2004
|
3
|
SLTA
|
SMA 1 Al-Azhar 5 Cirebon
|
2007
|
5
|
S1
|
Jurusan Manajemen FE, Universitas Muhammadiyah
Malang
|
-
|
0 komentar:
Posting Komentar