Klik Gambar

Kamis, 04 Maret 2010

skripsi manajemen PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN







PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN KERUPUK RAMBAK “DWIJOYO” DI DESA
PENANGGULAN KEC. PEGANDON KAB. KENDAL

SKRIPSI


Disusun dalam rangka penyelesaian Studi Strata I
Untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi




Oleh :
Bekti Setiawati
3352401075
Ekonomi Manajemen


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006


PERSETUJUAN PEMBIMBING


Skripsi berjudul “Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Kerupuk Rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec. Pegandon
Kab. Kendal” ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi pada :


Hari : Rabu
Tanggal : 8 Pebruari 2006



Pembimbing I Pembimbing II



Drs. H. Wahyono, M.M Drs. Sugiharto, M.Si.
NIP. 131292562 NIP. 131286682









Mengetahui:
Ketua Jurusan Ekonomi



Drs. Kusmuriyanto, M.Si.
NIP. 131404309
ii
PENGESAHAN KELULUSAN


Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Sabtu
Tanggal : 25 Maret 2006



Penguji Skripsi



Drs. Widiyanto, MBA, MM
NIP. 132208714


Anggota I Anggota II



Drs. H. Wahyono, M.M Drs. Sugiharto, M.Si.
NIP. 131292562 NIP. 131286682



Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Sosial


Drs. Sunardi, MM
NIP. 130367998
iii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.






Semarang, Pebruari 2006



Bekti Setiawati
NIM. 3352401075














iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :
H Cita-cita masa depan itu sesungguhnya dibangun berdasarkan pada perjuangan
yang dilakukan hari ini …….. (Kahlil Gibran)
H Suatu keberhasilan hanya akan tercapai dengan adanya usaha, doa, serta
kenyakinan pada diri sendiri………(Bekti Setiawati)





PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada ananda.
2. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan
pendidikan terbaik dalam hidupku.
3. Sisters, Brothers, Adek Izal yang sangat
menyayangiku dan mengasihiku.
4. Imam Sofi’i yang selalu ada untukku dan sangat
kusayangi.
5. Teddy yang memberikan motivasi dan
dukungan.
6. Imas, Neneng, Intan dan Uut yang selalu
berbagi suka dan duka.
7. Temen-temen Al Baits Cost.

v
PRAKATA


Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Kerupuk Rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec.
Pegandon Kab. Kendal”
Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi dan
melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi
Manajemen S1 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis
ucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Ari Tri Sugito, S.H., M.M., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Sunardi, M.M., Dekan FIS Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Kusmuriyanto, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi FIS Universitas
Negeri Semarang..
4. Drs. Sugiharto. M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen FIS serta
selaku Dosen Pembimbing II.
5. Drs. H. Wahyono, M.M Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan
dan petunjuk dalam penulisan skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah
memberi bekal ilmu yang tidak ternilai
harganya selama belajar di Jurusan
Ekonomi.
vi
7. Bapak dan Ibu serta Kakak - Kakakku yang telah memberikan dorongan baik
moril maupun spirituil untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Temanku semua di kelas Manejemen B/A 2001 yang telah memberikan
motivasi dalam pembuatan skripsi ini.
9. Semua pihak yang terkait yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati yang tulus penulis berharap
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang
bersangkutan.




Semarang, 8 Pebruari 2006

Penulis









vii
SARI


Bekti Setiawati. 2006. “Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi terhadap
Keputusan Pembelian Kerupuk Rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec.
Pegandon Kab. Kendal”. Jurusan Ekonomi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas
Negeri Semarang. 58 halaman.

Kata Kunci : Kualitas Produk, Promosi, Keputusan Pembelian.
Perusahaan tetap dapat bersaing dipasaran jika dalam mengeluarkan produk
disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian
mengkomunikasikan keunggulan produk kepada konsumen. Seorang konsumen
dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya karena kualitas dari produk dan promosi yang
dilakukan oleh perusahaan. Mengacu dari kenyataan tersebut peneliti tertarik
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi terhadap
Keputusan Pembelian Kerupuk Rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec.
Pegandon Kab. Kendal”.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Adakah pengaruh
kualitas produk terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di
Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal ? (2) Adakah pengaruh promosi
terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa
Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal ? (3) Adakah pengaruh antara kualitas
produk dan promosi secara simultan terhadap keputusan pembelian kerupuk
rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal ?
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen kerupuk rambak
“DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal selama penelitian
yang berjumlah 3420 orang. Sampel yang diambil adalah sebagian dari populasi,
yaitu konsumen kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec.
Pegandon Kab. Kendal yang berprofesi sebagai pedagang. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling, yaitu
pengambilan sampel dengan cara acak sederhana melalui daftar bilangan random,
sehingga setiap elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi anggota sampel yang akan diteliti. Variabel yang ada dalam penelitian ini
ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian
ini yaitu kualitas produk dan promosi, sedangkan variabel terikat dalam penelitian
ini yaitu keputusan pembelian.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode kuesioner
(angket) dan metode dokumentasi. Untuk metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda yang digunakan
untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara
kualitas produk (X1) dan promosi (X2) terhadap keputusan pembelian (Y).
Dengan menggunakan program SPSS dapat diperoleh Fhitung sebesar 12.449 >
Ftabel 3.09 dengan taraf signifikansi 5%, sehingga hipotesis alternatif (Ha)
diterima, yaitu ada pengaruh positif antara kualitas produk dan promosi terhadap
viii
keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec.
Pegandon Kab. Kendal.
Kesimpulan hasil penelitian adalah ada pengaruh positif antara kualitas
produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO”
di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal. Besarnya pengaruh kualitas
produk terhadap keputusan pembelian dapat dilihat dari koefisien determinasinya
yaitu sebesar 0.316. Hal ini berarti bahwa secara parsial faktor kualitas produk
berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 31.6%. Sedangkan koefisien
determinasi untuk variabel promosi sebesar 0.128. Hal ini berarti bahwa secara
parsial faktor promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 12.8%.
Berdasarkan hasil tersebut peneliti memberikan saran yaitu produsen harus dapat
mempertahankan kualitas produk agar produk yang dihasilkan tetap menjadi
pilihan bagi konsumen. Selain itu perusahaan harus lebih meningkatkan program
promosi agar kegiatan promosi yang dilakukan lebih efektif, karena promosi
berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan kesukaan konsumen dalam memilih
produk, serta untuk memotivasi konsumen dalam mengambil tindakan positif
yaitu melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan .





























ix
DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN...................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................... v
PRAKATA ..................................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................... 6
1.5 Sistematika Skripsi .................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori .......................................................................... 8
2.1.1 Produk ............................................................................ 8
2.1.2 Promosi ......................................................................... 13
2.1.3 Perilaku Konsumen ....................................................... 18
2.1.4 Keputusan Pembelian .................................................... 25
2.2 Kerangka Berpikir ...................................................................... 28
2.3 Hipotesis .................................................................................... 29
x
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel ................................................................. 30
3.1.1 Populasi ........................................................................ 30
3.1.2 Sampel ......................................................................... 31
3.2 Variabel Penelitian .................................................................... 32
3.2.1 Variabel Bebas / Independent Variabel ( X ) ............... 32
3.2.2 Variabel Terikat / Dependent Variabel ( Y ) ............... 33
3.3 Sumber Data .............................................................................. 33
3.3.1 Data Primer..................................................................... 34
3.3.2 Data Sekunder ................................................................ 34
3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 34
3.4.1 Metode Kuesioner (Angket) .......................................... 34
3.4.2 Metode Dokumentasi ..................................................... 35
3.5 Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 35
3.5.1 Uji Validitas ................................................................... 35
3.5.2 Uji Reliabilitas ............................................................... 38
3.6 Metode Analisis Data ............................................................... 39
3.6.1 Uji Simultan ................................................................... 40
3.6.2 Uji Parsial ...................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum ...................................................................... 42
4.1.1 Deskripsi Tempat Penelitian ............................................ 42
4.2 Analisis Statistik ....................................................................... 47
4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda .................................. 47
4.2.2 Uji Simultan ................................................................... 48
4.2.3 Uji Parsial ...................................................................... 49
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 51

xi
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................... 55
5.2 Saran .......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN




















xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Daftar Penjualan .......................................................................... 3
Tabel 3.1 Hasil Validitas ............................................................................. 36



































xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Perilaku Konsumen Model Kotler & Armstrong ......................... 21
Gambar 2 Model Proses Pembelian Lima Tahap ......................................... 25
Gambar 3 Kerangka Berfikir ........................................................................ 29


















xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Hasil Analisis Data (Print Out Regression) ............................. 59

Lampiran 2 Hasil Analisis Data (Print Out Reliability)............................... 60

Lampiran 3 Hasil Analisis Data (Print Out Validitas)................................. 61

Lampiran 4 F tabel ...................................................................................... 62
Lampiran 5 T tabel ...................................................................................... 63
Lampiran 6 Tabel Data Mentah .................................................................. 64
Lampiran 7 Angket Penelitian .................................................................... 66
Lampiran 8 Daftar Responden .................................................................... 75
Lampiran 9 Ijin Survey Pendahuluan .......................................................... 78
Lampiran 10 Ijin Penelitian .......................................................................... 79
Lampiran 11 Selebaran Produk .................................................................... 80






xv 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pemasaran merupakan hal yang sangat penting sejalan dengan semakin
tinggi dan bertambahnya kebutuhan masyarakat akan produk-produk yang
berkualitas menjadikan persaingan semakin ketat dalam lingkungan bisnis
yang terus berkembang.
Secara umum pemasaran dapat dikatakan sebagai pola pikir yang
menyadari bahwa perusahaan tidak dapat bertahan tanpa adanya transaksi
pembelian. Perusahaan harus dapat memasarkan barang atau jasa yang
diproduksi kepada konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan
perusahaan lain. Menurut Kotler & Armstrong, (2001:354) kualitas produk
merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi
hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik akan tumbuh dengan
pesat, dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari
perusahaan yang lain.
Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk
dapat bersaing di pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak
alternatif pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu
produk yang ditawarkan. Hal inilah yang menjadikan peran promosi penting
untuk perusahaan. Dengan promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan
1 2
produk kepada konsumen. Keunggulan-keunggulan dari produk dapat
diketahui oleh konsumen dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba
dan kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk
tersebut. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam
manajemen pemasaran karena dengan promosi bisa membuat konsumen yang
semula tidak tertarik terhadap suatu produk bisa berubah fikiran dan menjadi
tertarik pada produk tersebut.
Perusahaan menggunakan promosi untuk memicu transaksi, sehingga
konsumen mau membeli suatu merek tertentu serta mendorong tenaga
penjualan untuk secara agresif menjualnya. Selain itu promosi mampu
merangsang permintaan akan suatu produk. Dengan promosi tersebut
diharapkan konsumen mau mencoba produk tersebut dan mendorong
konsumen yang sudah ada agar membeli produk lebih sering lagi sehingga
akan terjadi pembelian ulang dan volume penjualan produk suatu perusahaan
akan meningkat.
Promosi merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan
penjualan suatu perusahaan. Agar konsumen bersedia menjadi langganan,
mereka terlebih dahulu harus dapat mencoba atau meneliti barang-barang yang
diproduksi oleh perusahaan, akan tetapi mereka tidak akan melakukan hal
tersebut jika kurang yakin terhadap barang itu. Disinilah perlunya
mengadakan promosi yang terarah, karena diharapkan dapat memberikan
pengaruh positif terhadap meningkatnya penjualan (Endar Sugiyono,2004:17).
Namun dalam kenyataannya tidak sedikit perusahaan yang tidak
melakukan promosi karena keterbatasan modal, contohnya home industri yang 3
ada di desa Penanggulan yang memproduksi makanan ringan berupa kerupuk
rambak. Didesa ini ada delapan pengusaha yang bergerak dalam bidang yang
sama dan sudah punya daftar merek, salah satu diantaranya yaitu merek
“DWIJOYO”.
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen dalam membeli kerupuk
rambak “DWIJOYO”, diantaranya yaitu, konsumen melihat apakah merek
produk tersebut legal, kualitas yang terlihat dari awetnya kerenyahan kerupuk,
kemasan yang bagus, dan rasa yang enak. Dari pemantauan dapat diketahui
penjualan kerupuk rambak “DWIJOYO”, sebagai berikut :
Tabel 1.1
Daftar Penjualan Kerupuk Rambak “DWIJOYO”
Ukuran 250 Kg Ukuran 500 Kg Uk. Besar (BS)
Keterangan
Unit Unit Unit
Jumlah
April
Minggu I 79 65 7 151
Minggu II 76 67 7 150
Minggu III 69 69 6 144
Minggu IV 66 70 5 141
Jumlah 290 271 25 586
Mei
Minggu I 75 63 7 145
Minggu II 66 59 8 133
Minggu III 69 70 7 146
Minggu IV 59 56 9 124
Jumlah 269 248 31 548
Juni
Minggu I 76 63 6 145
Minggu II 74 60 7 141
Minggu III 63 65 6 134
Minggu IV 60 68 7 135
Jumlah 273 256 26 555
Sumber : Lap.Keu Produsen “DWIJOYO” 4
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa penjualan kerupuk rambak
“DWIJOYO” tidak selalu mengalami peningkatan setiap bulan. Dalam
memasarkan produknya produsen kerupuk rambak hanya membuat selebaran
tentang kerupuk rambak yang didalamnya terdapat sejarah singkat, bahan dan
alat, juga proses pembuatan kerupuk rambak tersebut. Untuk memasarkan
produknya biasanya produsen mengikuti pameran perdagangan untuk
mempromosikan produknya. Produsen kerupuk rambak “DWIJOYO” tidak
menggunakan strategi bauran promosi.
Dengan promosi yang baik diharapkan akan terjadi komunikasi antara
produsen dengan konsumen. Kemudian dengan adanya komunikasi tersebut
diharapkan dapat memperoleh konsumen baru dan mempertahankan
konsumen lama, selain itu produsen juga harus dapat memberikan kepuasan,
pelayanan yang memikat dan memahami kebutuhan konsumen.
Pelayanan yang dapat memuaskan konsumen akan berdampak
terjadinya pembelian berulang-ulang yang berarti akan terjadi peningkatan
penjualan (sale). Dengan pelayanan yang baik dapat menciptakan kepuasan
dan loyalitas konsumen serta membantu menjaga jarak dengan pesaing
(Kotler, 1999:297). Jika perusahaan tidak dapat memenuhi maka akan
menimbulkan ketidakpuasan. Biasanya pelanggan menilai kepuasan atau
ketidakpuasan terhadap suatu produk dengan cara membandingkan kinerja
atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya.


5
Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini berjudul
"PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN KERUPUK RAMBAK "DWIJOYO" DI
DESA PENANGGULAN KEC. PEGANDON KAB. KENDAL".

1.2 Perumusan Masalah
1. Adakah pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian kerupuk
rambak "DWIJOYO" di desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal?
2. Adakah pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak
"DWIJOYO" di desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal?
3. Adakah pengaruh antara kualitas produk dan promosi secara simultan
terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di desa
Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal?

1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kualitas produk terhadap
keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di desa Penanggulan
Kec. Pegandon Kab. Kendal.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh promosi terhadap keputusan
pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di desa Penanggulan Kec.
Pegandon Kab. Kendal.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kualitas produk dan promosi secara
simultan terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di
desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal. 6
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi wawasan
serta menambah khasanah kepustakaan khususnya di Fakultas Ilmu Sosial
Jurusan Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
1.4.2 Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan informasi yang
bermanfaat sebagai bahan evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensi dalam
menerapkan strategi pemasaraan yang efektif.
1.4.3 Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan
yang penulis dapatkan di bangku kuliah di dalam kondisi praktis yang ada
di masyarakat, terutama dibidang pemasaran tentang faktor produk dan
promosi terhadap keputusan pembelian.
1.4.4 Bagi Lingkungan / Sosial
Dengan adanya penelitian ini maka produk yang dikeluarkan
produsen “DWIJOYO” lebih dikenal masyarakat luas yang menjadikan
volume penjualan produk menjadi meningkat dan produsen akan
membutuhkan lebih banyak tenaga kerja sehingga dapat mengurangi
pengangguran di lingkungan Desa Penanggulan.


7
1.5 Sistematika Skripsi
Adapun susunan sistematika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi
dan rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta
sistematika skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan mengenai pengertian produk, promosi, model
perilaku konsumen dan keputusan pembelian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan tentang populasi, sampel. Teknik metode
pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini merupakan pelaporan hasil penelitian dan pembahasan yang
mengkaitkan dengan kerangka teori dan /atau penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya.
BAB V PENUTUP
Bagian ini merupakan bab terakhir dari isi pokok skripsi terdiri dari
simpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Produk
1. Pengertian Produk
Pengertian produk ( product ) menurut Kotler & Armstrong, (2001:
346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah
pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan
sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan
kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan
kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula
didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen
melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
2. Atribut Produk
Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang
menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:
a. Merek (branding)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan,
atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk
8 9
mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan
membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan
masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan
memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal.
Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada
produk (Kotler & Armstrong, 2001:360). Dalam penelitian ini
keputusan nama merek menggunakan nama keluarga karena usaha
industri ini masih tergolong dalam industri rumah tangga dan
merupakan usaha yang turun temurun.
b. Pengemasan (packing)
Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat
wadah atau pembungkus suatu produk. Pengemasan melibatkan
merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk.
Dalam penelitian ini pengemasan terdiri dari tiga ukuran, yaitu:
1) ukuran kardus besar 1/2 kg (500 gram)
2) ukuran kardus kecil 1/4 kg (250 gram)
3) ukuran besar kemasan plastik (Barang Sortir/BS)
c. Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk
untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan,
ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai
lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat
menerapkan program ”Total Quality Manajemen (TQM)". Selain 10





mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah
untuk meningkatkan nilai pelanggan. Dalam penelitian ini yang
menjadi kualitas produk yaitu daya tahan kerenyahan kerupuk selama
satu bulan dan rasa yang khas dari kerupuk rambak.
3 Tingkatan Produk.
Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut:
a. Produk Inti (Core Product)
Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang
dicari konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa. Manfaat inti
dari kerupuk rambak ini adalah aman dikonsumsi karena tanpa bahan
kimia, kandungan gizinya yaitu protein, lemak dan mineral. Kelebihan
dari kerupuk rambak ini adalah kerenyahan, rasa yang enak, gurih,
nikmat dan cocok untuk dijadikan oleh-oleh serta bisa dijadikan
cemilan ataupun pelengkap makan.
b. Produk Aktual (Actual Product)
Seorang perencana produk harus menciptakan produk aktual (actual
product) disekitar produk inti. Karakteristik dari produk aktual
diantaranya, tingkat kualitas, nama merek, kemasan yang
dikombinasikan dengan cermat untuk menyampaikan manfaat inti
(Kotler & Armstrong, 2001:348). Produk aktual dari kerupuk rambak
yaitu, kemasan yang awet, kualitas yang terjamin, pemilihan merek
yang pas untuk mendukung produk agar lebih disukai konsumen. 11





c. Produk Tambahan
Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa
pelayanan tambahan untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan
menanggapi dengan baik claim dari konsumen dan melayani
konsumen lewat telepon jika konsumen mempunyai masalah atau
pertanyaan. (Kotler & Armstrong, 2001: 349).
4 Klasifikasi Produk.
Menurut Fandy Tjiptono (2000:98) klasifikasi produk bisa
dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud
tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama
yaitu barang dan jasa. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua
macam barang, yaitu:
a. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contohnya
adalah sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis, gula dan
garam.
b. Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa
bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk
pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara lain
TV, lemari es, mobil dan komputer. 12





Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya juga
diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk
tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat dibedakan
menjadi barang konsumen (costumer's goods) dan barang industri
(industrial's goods). Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi
untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga),
bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumen dapat
diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:
a. Convinience Goods
Convinience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki
frekuensi pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu
segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil)
dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi,
baterai, makanan, minuman, majalah, surat kabar, payung dan jas
hujan. Dalam hal ini kerupuk rambak "DWIJOYO" termasuk
convinience goods.
b. Shopping Goods
Shopping goods adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan
pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai
alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga,
kualitas dan model masing-masing barang. Contohnya alat-alat rumah
tangga (TV, mesin cuci tape recorder), furniture (mebel), pakaian. 13





c. Specially Goods
Specially goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan
identifikasi merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia
melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya adalah
barang-barang mewah dengan merek dan model spesifik.
d. Unsought Goods
Unsought goods merupakan barang-barang yang diketahui konsumen
atau kalaupun sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan
untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, batu nisan, tanah
kuburan (Tjiptono, 2000 : 99-100 ).
2.1.2 Promosi
1. Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix
yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran
produk atau jasanya. Menurut Martin L. Bell dalam Basu Swasta dan
Irawan (1990:349) promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang
ditujukan untuk mendorong permintaan. Sedangkan menurut William G.
Nikels dalam bukunya Basu Swasta dan Irawan (1990:349) promosi
adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran. 14





Kedua definisi tersebut pada pokoknya sama meskipun titik
beratnya berbeda. Definisi pertama lebih menitik beratkan pada
pendorongan permintaan. Sedangkan definisi kedua lebih menitik beratkan
pada penciptaan pertukaran. Pertukaran akan terjadi karena adanya
permintaan dan penawaran, dengan adanya permintaan akan mendorong
terciptanya pertukaran. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang
penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses
berlanjut. Dengan promosi menyebabkan orang yang sebelumnya tidak
tertarik untuk membeli suatu produk akan menjadi tertarik dan mencoba
produk sehingga konsumen melakukan pembelian.
Jenis promosi atau promosional mix menurut William J. Stanton
dalam Basu Swasta dan Irawan (1990:349) adalah kombinasi strategi yang
paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat
promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan
program penjulan. Definisi tersebut tidak menyebutkan secara jelas
beberapa variabel promotion mix selain periklanan dan personal selling.
2. Variabel-variabel Promosi
Menurut Kotler & Armstrong variabel-variabel yang ada di dalam
promotional mix ada lima, yaitu:
a. Periklanan (advertising) 15





Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan
presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau
jasa.
b. Penjualan Personal (personal selling)
Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka
mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan
pelanggan.
c. Promosi penjualan (sales promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
suatu produk atau jasa.
d. Hubungan masyarakat (public relation)
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh
dukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani
atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan.
e. Pemasaran langsung (direct marketing)
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus
untuk memperoleh tanggapan langsung.
Dengan demikian maka promosi merupakan kegiatan perusahaan
yang dilakukan dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen
sehingga dengan kegiatan tersebut konsumen tertarik untuk melakukan
pembelian.
3. Tahap-tahap Pelaksanaan Promosi 16





Pelaksanaan promosi akan melibatkan beberapa tahap (Basu
Swasta Dh dan Irawan, 1990: 359-361), antara lain:
a. Menentukan Tujuan
Tujuan promosi merupakan awal untuk kegiatan promosi. Jika
perusahaan menetapkan beberapa tujuan sekaligus, maka hendaknya
dibuat skala prioritas atau posisi tujuan mana yang hendak dicapai
lebih dulu.
b. Mengidentifikasi Pasar yang Dituju
Segmen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam
promosinya harus dapat dibatasi secara terpisah menurut faktor
demografis dan psikografis. Pasar yang dituju harus terdiri atas
individu-individu yang sekiranya bersedia membeli produk tersebut
selama periode yang bersangkutan.
c. Menyusun Anggaran
Anggaran promosi sangat penting untuk kegiatan-kegiatan
perencanaan keuangan dari manajer pemasaran. Anggaran digunakan
untuk mengarahkan pengeluaran uang dalam mencapai tujuan tersebut.
d. Memilih Berita
Tahap selanjutnya dimulai dengan berita yang tepat untuk
mencapai pasar yang dituju tersebut. Sifat berita itu akan berbeda-beda
tergantung pada tujuan promosinya. Jika suatu produk itu masih berada
pada tahap perkenalan dalam siklus kehidupannya, maka informasi 17





produk akan menjadi topik utama. Sedangkan pada tahap selanjutnya
perusahaan lebih cenderung mengutamakan tema promosi yang
bersifat persuasif.
e. Menentukan Promotional Mix
Perusahaan dapat menggunakan tema berita yang berbeda-beda
pada masing-masing kegiatan promosinya. Misalnya, hubungan
masyarakat dapat dilakukan untuk menciptakan kesan positif terhadap
perusahaan diantara para pembeli. Periklanannya dapat dititik beratkan
untuk memberikan kesadaran kepada pembeli tentang suatu produk
atau perusahaan yang menawarkannya.
f. Memilih Media Mix
Media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada
khalayak sasaran. Untuk alternatif media secara umum dapat
dikelompokkan menjadi media cetak (surat kabar, majalah, tabloid,
brosur, selebaran) media elektronik (Televisi , radio) media luar ruang
(baleho, poster, spanduk, balon raksasa) media lini bawah (pameran,
direct mail, point of purchase, kalender). Untuk itu manajer harus
memilih media yang cocok untuk ditujukan pada kelompok sasaran
produk perusahaan.
g. Mengukur Efektifitas
Pengukuran efektifitas ini sangat penting bagi manajer. Setiap
alat promosi mempunyai pengukuran yang berbeda-beda, tanpa 18





dilakukannya pengukuran efektifitas tersebut akan sulit diketahui
apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak.


h. Mengendalikan dan Memodifikasi Kampanye Promosi
Setelah dilakukan pengukuran efektifitas, ada kemungkinan
dilakukan perubahan rencana promosi. Perubahan dapat terjadi pada
promotional mix, media mix, berita, anggaran promosi, atau cara
pengalokasian anggaran tersebut. Yang penting, perusahaan harus
memperhatikan kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat untuk
menghindari kesalahan yang sama di masa mendatang.
2.1.3 Perilaku Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
James F. Engel, Roger D. Blackwell dan Paul W. Miniard (1994:3)
mengemukakan pengertian perilaku konsumen adalah tindakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
menyusuli tindakan itu.
Basu Swasta dan T Hani Handoko, (2000:25) mendefinisikan
perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan 19





produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan
mereka.
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan individu yang
secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan
barang-barang serta jasa ekonomis termasuk proses pengambilan
keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut
(Mangkunegara, 2003:3).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses
psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,
ketika membeli, menggunakan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal
tersebut diatas atau kegiatan mengevaluasi.
Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu proses
pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang kesemuanya itu
melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan
barang-barang dan jasa-jasa secara ekonomis. Individu-individu yang
melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau
konsumsi rumah tangganya dapat dinamakan konsumen akhir. Tetapi
bukan berarti orang lain tidak terlibat dalam proses terjadinya pembelian,
bagaimanapun juga banyak orang yang akan terlibat dalam pengambilan
keputusan untuk membeli. Dimana masing-masing orang yang terlibat dan
mempunyai peranan sendiri-sendiri. Adapun macam peranan dalam 20





perilaku konsumen adalah sebagai berikut: (Philip Kotler dan AB Susanto,
1999:246)
a. Pencetus ide ( Initiator )
Seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu
produk atau jasa tertentu.

b. Pemberi pengaruh ( Influencer )
Seseorang yang pandangan atau pendapatnya mempengaruhi
keputusan pembelian.
c. Pengambil keputusan ( Decider )
Seseorang yang memutuskan setiap komponen dalam keputusan
pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli,
atau di mana membeli.
d. Pembeli ( Buyer)
Seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.
e. Pemakai ( User )
Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa
tersebut.
Diantara peranan-peranan dalam pembelian tersebut yang terpenting
adalah peranan ketiga karena perusahaan dapat meneliti siapa dalam
keluarga yang memutuskan suatu pembelian untuk kemudian
mengarahkan promosi kepada keluarga itu. 21





2. Model-model Perilaku Konsumen
Memahami perilaku konsumen adalah sesuatu yang sangat
komplek, kompleksitas permasalahan disebabkan banyaknya variabel yang
saling mempengaruhi dan kecenderungan untuk saling berinteraksi. Agar
dapat memahami perilaku konsumen yang baik diperlukan suatu kerangka
model yang merupakan penyederhanaan keadaan nyata serta secara jelas
menerangkan arus proses pengambilan keputusan. Dengan model yang
diharapkan dapat membantu analisis untuk berfikir secara logis dan
sistematis (Basu Swasta dan Irawan, 1990: 127).
Menurut Kotler & Armstrong, (2001: 196) model perilaku
konsumen digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1
Perilaku Konsumen Model Kotler & Armstrong




Pemasaran dan rangsangan
lainnya
Pemasaran Lingkungan
Produk
Harga
( Sumber: Kotler & Armstrong, 2001: 196 )
Berdasarkan gambar tersebut inti dari permasalahannya adalah
bagaimana konsumen memberi jawaban terhadap berbagai rangsangan
pemasaran yang diatur oleh perusahaan. Rangsangan dari luar yang terdiri
dari pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat, promosi dan
Tempat
Promosi
Ekonomi
Teknologi
Politik
Kebudayaan
Kotak Hitam Pembeli
Karakteristik
konsumen
Proses keputusan
pembelian
Budaya Pengenalan masalah
Sosial Pencarian informasi
Pribadi Evaluasi alternatif
psikologis Keputusan konsumen
Perilaku setelah
pembelian
Jawaban-jawaban

Pilihan produk
Pilihan merek
Pilihan penyalur
Penentuan waktu Pembelian
Jumlah pembelian 22





lingkungan yang meliputi ekonomi, teknologi, politik dan budaya ini
melewati kotak hitam pembeli mengandung dua komponen, yaitu:
a. Ciri-ciri pembeli yang mempunyai pengaruh utama
bagaimana seorang pembeli bereaksi terhadap rangsangan
itu.
b. Proses keputusan membeli yang mempengaruhi hasil
keputusan (Kotler, 1999:177-178)
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang yang
berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku tersebut, terutama yang
kepentingan umumnya adalah pemasaran, pendidikan, perlindungan
konsumen dan kebijakan umum.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
Menurut Kotler & Armstrong , 2001: 197-212, ada empat faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu, budaya, sosial, pribadi dan
psikologis. Faktor-faktor ini memberi pengaruh yang cukup signifikan
terhadap konsumen dalam memilih produk yang akan dibelinya.
a. Faktor Budaya.
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam
terhadap perilaku, mencakup budaya (kultur, sub budaya, dan kelas
sosial). Budaya adalah susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan,
dan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga
dan institusi penting lainnya. 23





Setiap perilaku konsumen dikendalikan oleh berbagai sistem
nilai dan norma budaya yang berlaku pada suatu daerah, untuk itu
perusahaan harus tahu produknya itu dipasarkan pada suatu daerah
yang berkebudayaan bagaimana.
Sub budaya (sub culture) adalah sekelompok orang dengan
sistem nilai bersama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang
sama (Kotler & Armstrong, 2001: 198). Sub kebudayaan meliputi
kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Bagian
pemasaran harus merancang produk dan program pemasaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Kelas sosial (social classes) adalah bagian-bagian masyarakat
yang relatif permanen dan tersusun rapi dan anggota-anggotanya
memiliki nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama (Kotler &
Armstrong, 2001: 202). Kelas sosial tidak ditentukan oleh satu faktor
saja, misalnya pendapatan, tetapi ditentukan sebagai suatu kombinasi
pekerjaan, pendapatan, pendidikan dan kesejahteraan.
b. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan
status. Kelompok acuan adalah kelompok yang memiliki pengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Keluarga
adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam 24





masyarakat, dan anggota keluarga sangat mempengaruhi perilaku
pembeli. Sedangkan peran status seseorang yang berpartisipasi
diberbagai kelompok akan membawa pada posisi tertentu. Setiap orang
akan menjalankan peran tertentu yang akan mempengaruhi
perilakunya, sehingga dimungkinkan adanya perilaku yang berbeda
dalam setiap peran. Setiap peran membawa status yang mencerminkan
penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Seseorang sering kali
memilih produk yang menunjukkan status mereka dalam masyarakat.
c. Faktor pribadi.
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian. Usia berhubungan erat
dengan perilaku dan selera seseorang, dengan bertambahnya usia
seseorang diikuti pula dengan berubahnya selera terhadap produk
begitu juga dengan faktor pekerjaan dan keadaan ekonominya. Gaya
hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang dalam berinteraksi
dengan lingkungan sedangkan kepribadian merupakan karakteristik
psikologis yang berbeda dari setiap orang.
d. Faktor Psikologis.
Faktor psikologis yang mempengaruhi pilihan pembelian yaitu
motivasi, persepsi, pengetahuan serta keyakinan dan sikap. Motivasi
adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak,
sedangkan persepsi adalah proses bagaimana seseorang memilih, 25





mengatur dan menginterpretasikan masukan informasi untuk
menciptakan gambaran yang berarti. Pengetahuan atau pembelajaran
diartikan sebagai perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman. Keyakinan adalah pemikiran diskriptif yang dianut
seseorang tentang suatu hal, sedangkan sikap diartikan sebagai
evaluasi, perasaan, emosional, dan tindakan seseorang terhadap suatu
objek atau gagasan.
Dalam perilaku konsumen yang dipengaruhi faktor budaya,
sosial, pribadi dan psikologis dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
pembelian suatu produk khususnya dalam pengambilan keputusan.
Para pembeli dipengaruhi oleh empat faktor tersebut meskipun
pengaruhnya pada setiap konsumen berbeda-beda.
Untuk itu dalam melakukan promosi, perusahaan harus
mempertimbangkan keempat faktor tersebut. Strategi promosi yang
dilakukan perusahaan akan menjadi lebih efektif dan efisien dalam
mempengaruhi konsumen dengan mempertimbangkan perilaku
konsumen yang menjadi sasaran produknya.
2.1.4 Keputusan Pembelian
1. Pengertian Keputusan Pembelian
Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong
(2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di
mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan 26





suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan
dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
2. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian
Tahap-tahap proses keputusan pembelian dapat digambarkan
dalam sebuah model di bawah ini (Philip Kotler dan AB. Susanto, 1999;
251):
Gambar 2
Model Proses Pembelian Lima Tahap

Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
Setelah
Pembelian
Sumber : Philip Kotler dan AB. Susanto, Pemasaran di Indonesia, (1999: 251)
Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan
lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu
terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan
yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa
tahap dan urutannya tidak sesuai.
a. Pengenalan masalah
Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli
menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan
keadaan yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh
rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan
orang normal adalah haus dan lapar akan meningkat hingga mencapai 27





suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan
berdasarkan pengalaman ynag sudah ada. Seseorang telah belajar
bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis
objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.
b. Pencarian informasi
Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari
informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang
tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan
kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan
memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari
kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari
informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi
pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang
maksimal.

c. Evaluasi alternatif
Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk
memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif
yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen
harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang
diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek
dan keputusan untuk membeli. 28





d. Keputusan pembelian
Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri
dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi
alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk
menentukan produk mana yang akan dibeli.
e. Perilaku setelah pembelian
Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang
diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek
barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak
dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari
barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek
barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus
mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu
produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang
membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan
pada orang-orang yang baru saja membeli produknya.
2.2 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir menggambarkan pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat yaitu pengaruh produk dan promosi terhadap
keputusan pembelian kerupuk rambak. Suatu keputusan pembelian dapat
terjadi karena adanya produk yang unggul dan adanya promosi yang baik.
Keunggulan produk dalam hal ini dapat diwujudkan dalam merek yang sudah 29





dikenal, pengemasan yang baik, kualitas dan rasa dari produk. Selain
keunggulan produk juga didukung dengan promosi yang baik yaitu melalui
periklanan (advertising), penjualan perseorangan (personal selling), promosi
penjualan (sales promosion), hubungan masyarakat (public relation), dan
pemasaran langsung (direct marketing).
Dengan adanya keunggulan produk dan promosi yang baik, maka
diharapkan konsumen akan melakukan keputusan pembelian dan juga
melakukan pembelian ulang. Dari uraian diatas, jelas bahwa kualitas produk
dan promosi akan mempengaruhi keputusan pembelian. Hubungan itu dapat
dilihat dalam bagan berikut:







Produk :
- Merek
- Pengemasan
- Kualitas





- Rasa


Keputusan Pembelian


Promosi :
- Periklanan
- Penjualan perseorangan
- Promosi penjualan
- Hubungan masyarakat
- Pemasaran langsung 30








Gambar 3
Kerangka Berfikir

2.3 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2002: 64). Berdasarkan landasan teori diatas maka dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha : β ≠ 0
1. Diduga ada pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kec. Pegandon
Kab. Kendal.
2. Diduga ada pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian
kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kec. Pegandon
Kab. Kendal.
3. Diduga ada pengaruh antara kualitas produk dan promosi secara
simultan terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak
"DWIJOYO" di desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal. BAB III
METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang dilakukan dalam
penelitian yang meliputi populasi dan sampel, variabel penelitian, sumber data,
metode pengumpulan data dan metode analisis data.
Penelitian adalah usaha menemukan dan mengembangkan serta menguji
suatu pengetahuan yang dilakukan dengan metode ilmiah (Sutrisno Hadi, 2004:
4). Jadi metode penelitian adalah sebagai suatu cara yang harus ditempuh dalam
suatu penelitian untuk mencapai tujuan.
Tujuan umum dari penelitian adalah untuk memecahkan masalah yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dalam setiap melaksanakan langkah tersebut harus
dilakukan secara obyektif, rasional dan menghindarkan cara berfikir yang
mengarah coba-coba ( trial and error ).

3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Dalam suatu kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang
bersifat sosial, perlu dilakukan pembatasan populasi dan cara pengambilan
sampel. Sampel yang diambil unsur-unsurnya harus representatif artinya
dapat mewakili keseluruhan dari populasi.
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari
manusia dan benda ataupun peristiwa sebagai sumber data yang memiliki
30
31



karakteristik tertentu dalam penelitian (Sugiyono, 2002: 55). Populasi
adalah keseluruhan wilayah individu, obyek, gejala atau peristiwa untuk
suatu generalisasi atau suatu kesimpulan yang dikenakan (Sutrisno Hadi,
2004: 53). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh konsumen
kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon
Kabupaten Kendal selama penelitian yang berjumlah 3420 orang.
3.1.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2002: 109). Menurut Sutrisno Hadi, tidak ada ketetapan mutlak berapa
persen suatu sampel harus diambil dari populasi (Sutrisno Hadi, 2004: 81).
Sampel yang digunakan dalam peneitian ini adalah konsumen kerupuk
rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon
Kabupaten Kendal yang berprofesi sebagai pedagang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara
acak sederhana melalui daftar bilangan random, sehingga setiap elemen
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota
sampel yang akan diteliti (J. Supranto, 2000).
Ukuran menetapkan sampel dari suatu populasi dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin (1960) yang dikutip Sevilla (1994)
sebagai berikut: (Husein Umar, 2001 : 74).
n =
2
Ne1
N
+



32



Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel
Pada penelitian ini e= 10%, maka perhitungan besarnya sampel adalah :
n =
2
%)10(34201
3420
+

=
2
)1,0(34201
3420
+

= 99,97
Dari perhitungan diatas, didapatkan sampel sejumlah 99,97 . Jadi
sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden.

3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Dalam penelitian ini terdapat
2 ( dua ) variabel bebas ( X ) dan satu variabel terikat ( Y ).
3.2.1 Variabel Bebas / Independent Variabel ( X )
Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang diselidiki
pengaruhnya. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:




33



1. Produk ( X1 )
Yaitu hasil akhir dari proses produksi yang berupa barang atau jasa
yang dapat ditawarkan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen. Dengan indikatornya meliputi merek, pengemasan, kualitas dan
rasa dari produk.
2. Promosi ( X2 )
Yaitu arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran dengan indikatornya yaitu
periklanan, penjualan perseorangan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, dan pemasaran langsung.
3.2.2 Variabel Terikat / Dependent Variabel ( Y )
Variabel terikat adalah gejala atau unsur variabel yang dipengaruhi
variabel lain. Yang menjadi variabel terikat dari penelitian ini adalah
keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO".

3.3 Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
darimana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini sumber datanya adalah
konsumen kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kecamatan
Pegandon Kabupaten Kendal yang berprofesi sebagai pedagang pada saat
penelitian. Sumber Data dibagi menjadi dua yaitu:


34



3.3.1 Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diperoleh secara langsung
dari responden dengan menggunakan angket. Data primer dalam penelitian
ini diperoleh dengan cara menyebarkan angket kepada konsumen kerupuk
rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon
Kabupaten Kendal yang berprofesi sebagai pedagang pada saat penelitian.
3.3.2 Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek
yang diteliti. Data ini diperoleh dari literatur, majalah dan dokumen yang
diperlukan untuk penyusunan penelitian ini.

3.4 Metode Pengumpulan Data
Di dalam suatu penelitian, metode pengumpulan data merupakan suatu
faktor yang penting, karena perhitungan diperoleh dari data yang didapatkan
dalam penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.4.1 Metode Kuesioner ( Angket )
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002: 128).
Dalam penelitian ini kuesioner (angket) yang digunakan sebagai
metode utama untuk memperoleh data yang diberikan kepada konsumen
kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab.

35



Kendal yang berprofesi sebagai pedagang pada saat penelitian. Metode
angket digunakan karena lebih praktis dan dapat dibagikan secara serentak
kepada responden. Selain itu instrumen atau angket dapat dijawab oleh
responden menurut kecepatannya masing-masing dan bagi semua responden
diberi pertanyaan yang sama.
3.4.2 Metode Dokumentasi
Yaitu digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto,
2002: 135). Metode ini dipilih untuk memudahkan peneliti dalam
memperoleh informasi yang diperlukan, karena data yang diambil berupa
sejarah dan proses pembuatan kerupuk rambak “DWIJOYO”.

3.5 Validitas dan Reliabilitas
3.5.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2002: 144). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud.

36



Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan
variabel internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian
instrumen secara keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis
butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada
kemudian dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto, (2002: 146)
sebagai berikut:
rxy =
{}{} 2 2 2 2
Y)(YNX)(XN
Y)X)((-XYN
∑−∑∑−∑
∑ ∑ ∑
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara x dan y
N : jumlah subjek
X : skor item
Y : skor total
∑X : jumlah skor items
∑Y : jumlah skor total
∑X2
: jumlah kuadrat skor item
∑Y2
: jumlah kuadrat skor total
( Suharsimi Arikunto, 2002 : 146 )
Kesesuaian harga rxy diperoleh dari perhitungan dengan
menggunakan rumus diatas dikonsultasikan dengan tabel harga regresi
moment dengan korelasi harga rxy besar atau sama dengan regresi tabel,
maka butir instrumen tersebut valid dan jika rxy < dari regresi tabel maka

37



butir instrumen tersebut tidak valid. Adapun hasil pengolahan data tersebut
dapat dibaca pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1
Hasil Validitas
Indikator P. Value Signifikan Keterangan
Produk
PD 1
PD 2
PD 3
PD 4
PD 5
PD 6
PD 7
PD 8
PD 9
PD 10
Promosi
PM 1
PM 2
PM 3
PM 4
PM 5
PM 6
PM 7
PM 8
PM 9
PM 10
Keputusan Pembelian
KP 1
KP 2
KP 3
KP 4
KP 5
KP 6
KP 7
KP 8
KP 9
KP 10


0.505
0.444
0.474
0.442
0.380
0.429
0.513
0.531
0.561
0.539

0.466
0.450
0.124
0.477
0.384
0.515
0.214
0.468
0.570
0.415

0.351
0.475
0.236
0.035
0.501
0.460
0.329
0.439
0.484
0.319

0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000

0.000
0.000
0.220
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000

0.000
0.000
0.000
0.372
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000


Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
( Sumber : Data Primer yang diolah )

38



Berdasarkan uji validitas yang dilakukan terhadap variabel produk,
promosi dan keputusan pembelian ternyata dari semua indikator tersebut ada
dua nilai signifikansi yang jauh lebih besar dari 0.05 sehingga dikatakan
tidak valid, kemudian dapat dilakukan pada proses perhitungan selanjutnya.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik ( Arikunto, 2002: 154 ). Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas
instrumen menggunakan rumus alpha α, karena instrumen dalam penelitian
ini berbentuk angket yang skornya merupakan rentangan antara 1-5 dan uji
validitas menggunakan item total, dimana untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk
uraian maka menggunakan rumus alpha α:
r11 =







⎛ ∑ − ⎟





2
t
2
1
1-k
k
σ
σ

Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan
∑σ2
: jumlah varians butir
σt
2
: varians total .
( Suharsimi Arikunto, 2002 : 171 )

39



Untuk memperoleh jumlah varians butir dicari dulu varian setiap
butir, kemudian dijumlahkan. Sedangkan untuk mencari varian tiap butir
digunakan rumus :
V =
()
N
N
X X
2
2 ∑ −∑

Keterangan:
V = varian tiap butir
X = jumlah skor tiap butir
N = jumlah responden
( Suharsimi Arikunto, 2002: 160 )
Dalam penelitian ini diketahui bahwa Cronbach’s Alpha 0.835 dan
R tabel 0.6, hal ini berarti bahwa Cronbach’s Alpha > R tabel sehingga
dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini reliabel.

3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu instrumen dan kesimpulan.
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis linier berganda.
Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara produk ( X1 ) dan promosi
(X2) terhadap keputusan pembelian ( Y ). Selain itu untuk mengetahui sejauh
mana besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

40



Persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + ei
Keterangan:
Y = variabel keputusan pembelian
a = bilangan konstanta
b1 = koefisien regresi produk
b2 = koefisien regresi promosi
X1 = produk
X2 = promosi
ei = variabel lain yang tidak diteliti
( Algifari, 2000: 62 )
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis harus melewati beberapa uji
kebenaran antara lain adalah sebagai berikut:
3.6.1 Uji Simultan
1. Uji F, yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh antara variabel-
variabel bebas secara bersama-sama ( simultan ) terhadap
variabel terikat. Apabila hasil perhitungan F hitung < F tabel
maka Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel dari
model regresi tidak mampu menjelaskan variabel terikat.
Sebaliknya jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model
regresi linier berganda mampu menjelaskan variabel terikat.

41



2. Koefisian Determinasi, yaitu untuk mencari besarnya koefisien
determinasi dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
3.6.2 Uji Parsial
Uji t, yaitu uji untuk mempengaruhi pengaruh variabel-variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
Apabila t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, dengan demikian
variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat yang ada dalam model.
Sebaliknya apabila t hitung < T tabel, maka Ho diterima, dengan demikian
variabel bebas tidak dapat menjelaskan variabel terikat atau dengan kata lain
tidak ada pengaruh antara dua variabel yang diuji (Algifari, 2000: 32).















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Deskripsi Tempat Penelitian
Desa Penanggulan termasuk dalam wilayah Kabupaten Kendal
yang luas tanahnya 67.305 ha, dengan batas-batas wilayahnya sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Desa Lanji
Sebelah Selatan : Desa Tegorejo
Sebelah Barat : Sungai Bodri
Sebelah Timur : Desa Gubugsari
Mata pencaharian penduduk Desa Penanggulan Kecamatan
Pegandon Kabupaten Kendal sangat beragam, mulai dari pegawai negeri,
pedagang, petani, wiraswasta, dll. Desa Penanggulan terkenal sebagai
penghasil makanan ringan kerupuk rambak, salah satunya yaitu dengan
merek “DWIJOYO” yang tepatnya terletak di Jl. Sunan Abinawa Gg.
Bangun Penanggulan Pegandon.
Perusahaan ini didirikan oleh H. Asnawi pada tahun 1980. Usaha
yang dimulai dengan coba-coba ini adalah hasil dari pemikiran beliau
karena pada saat itu terdapat banyak kulit hewan ternak kerbau yang tidak
dimanfaatkan oleh para pengusaha daging di Desa Penanggulan Pegandon.

42 43
Kulit-kulit tersebut diolah dan kemudian dimanfaatkan sebagai kerupuk
rambak dan kerupuk sayur.
Sekarang home industry ini dilanjutkan oleh H. Chaeroman
Asnawi yang dibantu putranya dan delapan karyawan yang masih ada
hubungan kerabat. Ketekunannya dalam membina usaha dan
berpandangan jauh kedepan terhadap situasi ekonomi nasional membuat
usahanya terus berkembang. Kapasitas produksi kerupuk rambak
“DWIJOYO” adalah 500 Kg perbulan atau 6 (enam) Ton pertahun.
Jenis home industry yang sudah terkenal sejak dulu dan dilakukan
secara turun temurun ini mengalami perkembangan yang baik. Beberapa
hal yang mendukung berkembangan home industry kerupuk rambak ini
antara lain :
1. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku, kulit kerbau yang
dijadikan sebagai bahan baku utama langsung disortir dari
pengusaha daging yang berada tidak jauh dari home industry
kerupuk rambak “DWIJOYO”
2. Kemudahan dalam mencari tenaga kerja, home industry
kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan ini cukup
dijalankan dengan anggota keluarga sendiri dan kerabat dekat
dalam memproduksi.
3. Daerah pemasaran, karena letak dari home industry sangat
strategis yaitu dekat dengan pasar pegandon, maka pengusaha
dapat langsung menjualnya di pasar tersebut, juga ke tetangga

44
sebagai distributor yang menjual ke supermaket di pusat Kota
Kendal.
Cara membuat kerupuk rambak “DWIJOYO”. Langkah-langkah
pembuatan kerupuk rambak adalah sebagai berikut :
1. Pencucian
Kulit kerbau yang masih segar atau yang habis diambil dari badan
kerbau dicuci bersih dengan menghilangkan kotoran dan darah yang
masih menempel di kulit.
2. Perendaman
Kulit yang sudah bersih kemudian direndam di air hangat dengan suhu
lebih kurang 500
C selama 10-15 menit, dengan cara diaduk-aduk
hingga kulit luar dan bulu-bulunya mengelupas.
3. Pengerokan Bulu
Pengerokan bulu-bulu dilakukan agar kulit benar-benar bersih dari
sisa-sisa bulu yang menempel dengan menggunakan pisau kecil,
dengan cara kulit disandarkan atau digantung pada gantungan secara
manual.
4. Perebusan
Kulit yang sudah dikerok bulunya hingga bersih kemudian dipotong
atau diiris, dengan ukuran 20x20 cm. Yang kemudian direbus dengan
suhu 900
-1000
C selama lebih kurang 20 menit.




45
5. Pemotongan Kulit
Setelah direbus lebih kurang 20 menit menjadi kenyal yang berarti
kulit sudah matang. Kemudian ditiriskan hingga dingin lalu dipotong
dengan ukuran 2x10 cm untuk mempermudah pengeringan.
6. Penjemuran I
Kulit yang dipotong-potong dengan ukuran 2x10 cm kemudian ditata
rapi untuk selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari langsung
selama dua hari berturut-turut tergantung cuaca, agar supaya kulit
tidak busuk atau rusak.
7. Penjemuran II
Kulit yang dijemur selama dua hari akan keras, ini memudahkan
dalam proses menghilangkan daging, lemak, atau kotoran yang masih
terdapat dalam kulit bagian dalam, dengan menggunakan pisau. Proses
ini disebut “Glabat”, setelah itu dijemur kembali selama satu hari.
8. Pengerikan
Pengerikan ini dilakukan sebagai proses menghilangkan bulu-bulu
atau kotoran sisa yang masih menempel baik pada kulit bagian luar
maupun dalam. Langkah selanjutnya yaitu kulit benar-benar bersih
dari kotoran, kemudian dipotong kecil-kecil seukuran dadu atau 2x2
cm tergantung bentuk kulit.
9. Penjemuran III
Kulit yang sudah dipotong kecil-kecil tersebut kemudian dijemur
kembali sampai benar-benar kering selama satu hari tergantung cuaca.


46
10. Pengungkepan
Kulit yang telah kering dan keras kemudian diungkep dengan
menggunakan lemak sapi selama 24 jam dengan bahan bakar dari bara
arang, ini dimaksudkan agar mendapat suhu yang stabil.
11. Penggorengan
Proses penggorengan ini dilakukan dalam tiga tahap yang dilakukan
secara berurutan sebagai berikut :
Penggorengan diwajan pertama pada suhu 500
C dengan
menggunakan bahan bakar arang, dimaksudkan untuk melunakkan
atau melembekkan kulit.
Penggorengan diwajan kedua pada suhu 800
C juga masih
menggunakan bahan bakar arang, ini dimaksudkan agar kulit
mengapung atau mengambang dipermukaan sehingga kulit benar-
benar siap digoreng diwajan selanjutnya.
Penggorengan diwajan ketiga dengan suhu lebih dari 1000
C sebagai
lanjutan dari penggorengan wajan I, II, lalu kewajan III dengan bahan
bakar kayu untuk memaksimalkan kulit mengembang menjadi
kerupuk rambak yang bagus kualitasnya.
12. Pemberian Bumbu
Setelah matang menjadi kerupuk rambak kemudian ditiriskan di
wadah yang disediakan, didiamkan lebih kurang 2 menit untuk
selanjutnya ditaburi bumbu. Lalu diaduk-aduk sampai merata selama
3 menit. Kemudian kerupuk rambak disortir. Untuk yang kualitasnya


47
bagus dimasukkan dalam kardus atau karton kemudian dikemas
dengan rapi, sedang yang kualitasnya kurang bagus dikemas
tersendiri.
13. Pengemasan
Untuk pengemasan terdiri dari tiga ukuran yaitu sebagai berikut :
ƒ Ukuran kardus besar ½ Kg atau 500 gr
ƒ Ukuran kardus kecil ¼ Kg atau 250 gr
ƒ Ukuran besar kemasan plastik ( BS / Barang Sortir )

4.2 Analisis Statistik
4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda dengan
menggunakan alat komputer program SPSS sebagaimana terdapat dalam
lampiran diperoleh persamaan garis linier berganda sebagai berikut :
Y = 14.078 + 0.324 X1 + 0.124 X2 + ei
Dalam persamaan regresi tersebut diketahui bahwa konstantanya
adalah 14.078. Hal ini berarti bahwa apabila tidak ada kualitas produk
(X1) dan promosi ( X2 ) dan faktor-faktor lain maka didapat skor untuk
keputusan pembelian itu sendiri sebesar 14.078.
Koefisien regresi X1 ( 0.324 ) berarti jika kulaitas produk
skornya naik satu point maka variabel keputusan pembelian kerupuk
rambak “DWIJOYO” ( Y ) akan naik 0.324 point dengan asumsi variabel
lain dianggap konstan. Jadi semakin berkualitasnya produk kerupuk


48
rambak “DWIJOYO” maka semakin tinggi keputusan pembelian
konsumen pada produk kerupuk rambak "DWIJOYO".
Koefisien regresi X2 ( 0.124 ) berarti jika promosi skornya naik
satu point maka variabel keputusan pembelian kerupuk rambak
"DWIJOYO" ( Y ) akan naik 0.124 point dengan asumsi variabel lain
dianggap konstan. Jadi semakin gencarnya promosi yang dilakukan maka
semakin tinggi keputusan pembelian konsumen pada produk kerupuk
rambak "DWIJOYO".
4.2.2 Uji Simultan
Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara
bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu dengan
membandingkan antara F hitung dengan F tabel pada tingkat kepercayaan
5%. Apabila F hitung > F tabel maka semua variabel bebas berpengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Untuk mengetahui apakah pengaruh secara simultan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat signifikan atau tidak digunakan uji
F. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh F hitung
sebesar 12.449 sedangkan F tabel dengan tingkat signifikansi 5% diketahui
F tabel sebesar 3.09, dengan membandingkan F hitung dengan F tabel
diketahui bahwa F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya variabel kualitas produk dan promosi berpengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel keputusan pembelian. Dengan demikian hipotesis
yang berbunyi ada pengaruh yang positif dan signifikan ( nyata ) antara


49
kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk
rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon
Kabupaten Kendal diterima.
Untuk melihat hubungan antara variabel kualitas produk dan
variabel promosi terhadap keputusan pembelian dapat dilihat dari nilai
koefisien keseluruhan / multiple ( R ) yakni sebesar 0.452. Selanjutnya
dengan melihat besarnya koefisien determinasi ( R2
) secara keseluruhan
diperoleh hasil sebesar 0.204. Ini berarti presentase pengaruh kualitas
produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak
"DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten
Kendal sebesar 20.4 % sedangkan sisanya sebesar 70.6 % dipengaruhi oleh
variabel lain selain kualitas produk dan promosi yang tidak diungkap
dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh
kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk
rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon
Kabupaten Kendal rendah.
4.2.3 Uji Parsial
Uji ini untuk mengetahui kemaknaan variabel bebas terhadap
variabel terikat. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
perbandingan probabilitas dengan taraf signifikansi 5 % ( 0.05 ). Apabila
dari perhitungan diperoleh probabilitas < 0.05 maka dapat dikatakan
bahwa varibel kualitas produk dan promosi dapat menerangkan variabel
keputusan pembelian secara terpisah. Sebaliknya apabila dari perhitungan


50
diperoleh probabilitas > 0.05 maka dapat dikatakan varibel kualitas produk
dan promosi tidak dapat menerangkan variabel keputusan pembelian
secara terpisah.
Berdasarkan perhitungan komputer dengan program SPPS
diketahui koefisien regresi secara parsial untuk variabel kualitas produk
0.324 dan bertanda positif. Ini berarti bahwa semakin berkualitasnya
produk kerupuk rambak "DWIJOYO" maka semakin tinggi keputusan
pembelian konsumen pada produk kerupuk rambak "DWIJOYO". Selain
itu diperoleh probabilitas untuk variabel kualitas produk sebesar 0.001
dibandingkan dengan signifikansi 5 % sehingga tampak bahwa 0.001 <
0.05. Artinya secara parsial variabel kualitas produk mempunyai pengaruh
terhadap keputusan pembelian. Selain itu diketahui bahwa nilai thitung
untuk variabel kualitas produk sebesar 3.280 adalah > dari pada nilai ttabel
sebesar 1.98. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ada pengaruh
yang positif dan signifikansi ( nyata ) dari kualitas produk terhadap
keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan
Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal diterima.
Sedangkan besarnya koefisien regresi secara parsial untuk
variabel promosi sebesar 0.124 dan bertanda positif. Hal ini berarti
semakin gencarnya promosi yang dilakukan maka semakin tinggi
keputusan pembelian konsumen pada produk kerupuk rambak
"DWIJOYO". Selain itu diperoleh probabilitas untuk variabel promosi
sebesar 0.009 dibandingkan dengan signifikansi 5 % sehingga tampak


51
bahwa 0.009 < 0.05. Artinya secara parsial variabel promosi mempunyai
pengaruh terhadap keputusan pembelian. Sedangkan untuk nilai thitung dari
variabel promosi sebesar 2.266 adalah > dari nilai ttabel sebesar 1.98.
Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ada pengaruh yang positif dan
signifikan ( nyata ) dari promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk
rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon
Kabupaten Kendal diterima.
Selain itu perlu juga dicari besarnya hubungan secara parsial
antara kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk
rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon
Kabupaten Kendal, dimana diketahui koefisien korelasi ( r ) untuk variabel
kualitas produk sebesar 0.324 dan untuk variabel promosi sebesar 0.124
Maka besarnya koefisien determinasi secara parsialnya ( r
2
) masing-
masing untuk variabel kualitas produk sebesar 0.316 ( 31.6 % ) dan untuk
variabel promosi sebesar 0.128 ( 12.8 % ). Hal ini berarti bahwa secara
parsial faktor kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian
sebesar 31.6 %. Sedangkan faktor promosi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian sebesar 12.8 %.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis yang diangkat
atas dasar teori-teori yang digunakan disebutkan bahwa faktor kualitas produk
dan promosi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan ( nyata )


52
terhadap faktor keputusan pembelian, dalam penelitian ini yaitu keputusan
pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan
Pegandon Kabupaten Kendal.
Jadi jika kualitas produk terjamin dan melakukan promosi yang baik
maka konsumen akan tertarik untuk membeli sehingga tingkat penjualan
meningkat maka keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” tinggi.
Namun sebaliknya jika kualitas produk tidak terjamin dan tidak melakukan
kegiatan promosi yang baik maka tingkat keputusan pembelian kerupuk
rambak "DWIJOYO" akan cenderung rendah atau kurang. Hal itu terjadi
karena kualitas produk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
konsumen untuk memutuskan pembelian.
Kualitas produk juga dapat dijadikan sebagai dorongan seorang
konsumen untuk melakukan tindakan pembelian kerupuk rambak
"DWIJOYO". Sebelum mengambil keputusan untuk membeli, konsumen akan
melihat apakah produk tersebut berkualitas, pelayanan yang diberikan dapat
memuaskan konsumen, produk kerupuk yang rasanya enak, gurih, kerenyahan
yang tahan lama, pengemasan yang baik dan merek yang sudah terkenal.
Perusahaan yang dapat mempertahankan kualitas produk akan dapat bersaing
dipasaran, mempunyai pelanggan yang loyal dan dapat meningkatkan volume
penjualan produk.
Dalam penelitian Endar Sugiyono menyatakan bahwa, kualitas produk
yang tinggi semata-mata belum dapat menjamin kelancaran penjualan dan
meningkatkan volume penjualan. Oleh karena itu harus didasari bahwa
promosi merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu


53
perusahaan. Karena dengan promosi orang akan tahu tentang keunggulan
produk yang ditawarkan ( Endar Sugiyono, 2004 : 27 ).
Promosi merupakan suatu alat yang digunakan dalam menjalankan
program pemasaran. Promosi adalah kegiatan untuk memperkenalkan
kebaikan, manfaat tambahan, harga yang murah dan sebagainya kepada
konsumen dan calon konsumen ( Swasta dan Irawan, 1990 : 394 ).
Tujuan promosi adalah memberikan informasi yang memperkuat
kesadaran dan pengetahuan tentang produk atau jasa yang dipasarkan, untuk
mendorong terjadinya peningkatan permintaan akan suatu produk dari
konsumen, menambah keuntungan bagi perusahaan karena produkya disukai
konsumen sehinga volume pejualan meningkat, perusahaan dapat melakukan
deferiensiasi produk karena keuntungan meningkat, dapat menstabilkan
volume penjualan. Selain itu, promosi juga berfungsi untuk mempengaruhi
sikap dan kesukaan konsumen dalam memilih produk suatu perusahaan, serta
untuk memotivasi konsumen untuk mengambil tindakan positif yaitu
melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapat bahwa variabel kualitas
produk dan variabel promosi mempunyai pengaruh terhadap variabel
keputusan pembelian. Hal ini bisa diketahui dari uji yang dilakukan baik
secara simultan maupun secara parsial dari tiap variabel yang mempengaruhi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kesesuaian atau
kecocokan dengan teori bahwa keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh
faktor kualitas produk dan faktor promosi, walaupun hasil dari penelitian


54
menunjukkan besarnya atau sumbangsih faktor kualitas produk dan faktor
promosi termasuk dalam tingkatan yang rendah.
Secara parsial variabel kualitas produk mempunyai pengaruh yang
signifikan ( nyata ) sebesar 0.001 sehingga bila terjadi perubahan pada
variabel ini akan mempengaruhi variabel keputusan pembelian. Untuk dapat
meningkatkan keputusan pembelian melalui variabel kualitas produk dapat
dilakukan dengan tetap mempertahankan kualitas produk, memberikan
pelayanan yang dapat memuaskan konsumen, mempertahankan rasa dari
produk, melakukan pengemasan yang baik, dan tidak mengganti nama atau
merek produk yang sudah dikenal konsumen. Hal-hal diatas merupakan
beberapa alternatif yang bisa ditempuh.
Variabel promosi secara parsial juga mempunyai pengaruh yang
sinifikan ( nyata ) sebesar 0.009 sehingga bila terjadi perubahan pada variabel
ini akan mempengaruhi variabel keputusan pembelian. Untuk dapat
meningkatkan keputusan pembelian melalui variabel promosi dapat dilakukan
dengan cara lebih meningkatkan kegiatan promosi yang saat ini dilakukan
maupun dengan melaksanakan terobosan-terobosan baru kaitannya dengan
maksud agar calon konsumen lebih mengenal produk tersebut dan akhirnya
mereka membeli kemudian menjadi pelanggan tetap. Selain itu untuk menjaga
agar pelanggan tetap loyal, maka perusahaan harus tetap mempertahankan
kualitas produk agar produk yang dihasilkan tersebut tetap menjadi pilihan
bagi konsumen. Usaha mempertahankan kualitas tersebut dapat dilakukan
dengan tetap mempergunakan bahan baku yang berkualitas dan peningkatan
alat-alat produksi yang lebih baik dan bersih.
BAB V
PENUTUP

5.1 SIMPULAN
Berdasarkan data dari uraian yang telah dikemukakan pada bab-
bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ada pengaruh yang signifikan antara produk dan promosi
terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak
“DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon
Kabupaten Kendal.
2. Besarnya pengaruh yang diberikan produk dan promosi
terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak
“DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon
Kabupaten Kendal sebesar 20.4%.
3. Dari hasil ini membuktikan bahwa faktor produk dan
promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian
kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan
Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. Namun tidak
hanya produk dan promosi saja yang dijadikan sebagai
pertimbangan konsumen dalam membeli barang tetapi juga
ditentukan oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam
penelitian ini.

5.2 SARAN 56

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan menyampaikan saran-saran
sebagai berikut:


1. Bagi Konsumen
Sebelum memilih produk kerupuk rambak yang akan dibeli hendaknya
konsumen lebih teliti dalam hal kualitas karena kualitas merupakan
jaminan bahwa produk itu baik dan layak untuk dikonsumsi.
55
2. Bagi Produsen
2.1 Untuk tetap mempertahankan kualitas produk, sebaiknya produsen
memberikan pelayanan yang dapat memuaskan konsumen,
mempertahankan rasa dari produk, melakukan pengemasan yang
baik, dan tidak mengganti nama atau merek produk yang sudah
dikenal konsumen. Hal-hal diatas merupakan beberapa alternatif
yang bisa ditempuh.
2.2 Produsen diharapkan lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan dalam
berpromosi yang pada saat ini dilakukan maupun dengan
melakukan terobosan-terobosan baru. Kaitannya dengan semakin
mengenalkan produk kepada kosumen dengan maksud agar
konsumen lebih mengenal produk tersebut dan akhirnya mereka
membeli kemudian menjadi pelangan tetap. Selain itu untuk
menjaga agar pelanggan tetap loyal, maka produsen harus tetap
mempertahankan kualitas produk agar produk yang dihasilkan 57

tersebut tetap menjadi pilihan bagi konsumen. Usaha
mempertahankan kualitas tersebut dapat dilakukan dengan tetap
mempergunakan bahan baku yang berkualitas dan peningkatan
alat-alat produksi yang lebih baik dan bersih.
DAFTAR PUSTAKA

AA. Mangkunegara, Anwar. P, 2002. Perilaku Consumen. Bandung: Repika
Aditama

Algifari. 2000. Analisis Regresi. Edisi II. Yogyakarta: Liberty.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Boyd, Walker, Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran Jilid I. Jakarta: Erlangga.

…………………………. 2000. Manajemen Pemasaran Jilid II. Jakarta:
Erlangga.

Engel, James. F, Roger. D. Blackwell dan Miniard, Paul. W. 1994. Perilaku
Konsumen. Edisi Keenam. Jilid I. Jakarta: Binarupa Aksara.

Hahn, Fred. E dan Mangun, Kenneth. G. 1999. Beriklan dan Berpromosi Sendiri.
Jakarta: PT. Grasindo.

Irawan dkk. 2001. Pemasaran Prinsip Dan Kasus. Yogyakarta: BPFE.

Kotler & Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid I. Jakarta: Erlangga.

……………………. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi I. Jakarta: Prenhallindo.

…………….., 2000. Manajemen Pemasaran Edisi II. Jakarta: Prenhallindo.

Kotler, Philip dan Susanto. AB. 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia,
Analisis , Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta:
Salemba Empat.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono, Endar. 2004. Pengaruh Persepsi Produk, Harga dan Promosi
Terhadap Omset Penjualan Pada Industri Kecil Keramik Di Kec.
Banjarharjo Kab. Brebes. Skripsi, UNNES.

Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi Keenam. Jilid I. Yakarta:
Erlangga.
5758
Sutrisno Hadi, 1990. Metodologi Researh. Yogyakarta: Andi Offset.

Swasta, Basu. 2001. Azas-azas Marketing. Edisi 3. Yogyakarta: Liberty.

Swasta, Basu dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:
Liberty.

Swasta, Basu dan Handoko, Hani, T. 2000. Manajemen Pemasaran Analisa dan
Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Liberty.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tjiptono, Fandy. 2000. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

Umar, Husein. 1990. Metodelogi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

57

0 komentar:

Mau Presentasi Sehebat Trainer ?

Mau Presentasi Sehebat Trainer ?
Info detail hubungi WA 085852316552
Ringga Arie Suryadi. Diberdayakan oleh Blogger.