Judul : Analisis dampak Rencana Redenominasi Rupiah Oleh BI Terhadap Pelaku Usaha Di Surabaya
1. Bidang Keilmuan : PKM-P
2. Bidang Ilmu : Sosial / Ekonomi
3. Ketua Pelaksanaan Kegiatan
a. Nama Lengkap : Ringga Arie Suryadi
b. NIM : 08021103
c. Jurusan : Ekonomi
d.Universitas : Bhayangkara Surabaya
e. Alamat Rumah dan No.Telp :Tambak Asri Surabaya /...
f. Alamat Email : ringga.arie@yahoo.co.id
4. Anggota Pelaksanaan kegiatan : 5 Orang
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra.Ec.Hj.Cholifah,MM
b. NPP : XXX
c. No Telp :
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : 6.185.000
7. Jangka Waktu Pelaksaan : 5 Bulan
Menyetujui
Ketua Jurusan Ekonomi
Dra.Ec Muslichah Erma ,MM
NIDN XXX
Ketua Pelaksana Kegiatan
Ringga Arie Suryadi
NIM.08021103
Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan
Drs.Budi Rianto ,MS.i
NIP : XXX
Dosen Pembimbing
Dra.Ec.Hj.Cholifah ,MM
NPP : XXX
A. JUDUL PENELITIAN
Analisis Dampak Rencana Redenominasi Rupiah Oleh BI terhadap Pelaku Usaha di Surabaya
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Wacana Bank Indonesia (BI) melakukan redenominasi (penyerderhanaan mata uang) diprediksi bakal meresahkan pelaku usaha ."Program kerja Darmin Nasution (Gubernur Bank Indonesia-red) itu sangat meresahkan. Apalagi tingkat.intelegensi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masih terbatas," kata Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Rina Fahmi Idris dalam Rakyat Merdeka.com ( 5/08/10 )
Direktur Pasca Sarjana UBH Padang, Syafrizal Chan yang dimuat pada Antara.com ( 3/08/10 ) menyatakan telah muncul kekhawatiran pasar dan muncul terjemahan beragam pelaku bisnis. Secara nyata memang belum terlihat respons negatif pasar, tapi gejala terganggu psikologi pasar mulai tampak. Niat baik menyederhanakan nilai uang itu juga bisa jadi boomerang.
Selain itu Antara.com juga memantau pedagang emas di pasar Kota Padang pada 3 Agustus 2010, juga mengaku kebingungan dalam merespon soal rencana redenominasi itu, terkait banyak pelaku usaha dan pegawai bank sampai ada yang memesan emas batangan.Fakta itu, katanya, suatu bentuk respons masyarakat dan terganggunya psikologi pasar sehingga berupaya mengamankan asset mereka, karena khawatir menilai kalau dalam bentuk uang akan terjadi penurunan harga uangnya ( sanering ).Oleh karena itu, tambahnya, wajar pelaku bisnis bertanya karena untuk menyelamatkan assetnya, sehingga ingin dijadikan dalam bentuk barang (emas maupun dibelikan ke dolar), supaya nilai tidak akan jauh mengalami pengurangan. Sebab, orang yang mengerti dengan pergerakan mata uang, tentu akan menyelamatkan assetnya yang selama ini dalam bentuk uang,dijadikan dalam bentuk barang atau emas.Hal ini yang bisa memunculkan masalah bagi para pelaku usaha dalam bertransaksi khususnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap rupiah.
Lihat saja apa yang dialami Zimbabwe, yang menggelar program redenominasi namun justru memicu inflasi ribuan persen. Otoritas moneter Zimbabwe tak melakukan pemotongan atas fisik uangnya, tapi dengan mengeluarkan pecahan dalam nilai baru yang sudah disesuaikan dengan nilai redenominasi. Namun, kenyataannya perdagangan barang dan jasa serta nilai tukarnya tak patuh dengan nilai redenominasi itu.Apa yang dialami Zimbabwe bisa menjadi pelajaran berharga.
Apalagi salah satu syarat penting dari kebijakan ini, seperti diungkapkan, ekonom David Sumual, inflasi harus dijaga pada level rendah. Jika inflasi tinggi seperti Juli di level 1,57% dan tahunan 6,2% akan sangat riskan melakukan kebijakan itu. Sebab, orang akan menganggap harga barang murah dibandingkan inflasi yang terjadi saat redenominasi. Padahal, dari sisi nilai tukar sebenarnya sama. Syarat lainnya, nilai tukar rupiah juga harus stabil paling tidak di kisaran 2%. Sementara fluktuasi rupiah selama ini masih cukup lebar dari level 10.000-8.900 per dolar AS atau di atas 10%. Fluktuasi seperti ini jelas akan menganggu inflasi.
“Redenominasi memiliki efek negatif yaitu illution effect atau money illution. Nilai tukarnya menjadi tampak kecil, padahal tidak. Hal itu akan memicu inflasi (inflatoir effect),” tandas ekonom David Sumuel dikutip pada Inilah.com ( 5 agustus 2010 ).
Berita Tempo Interaktif ( 3/08/10 ) menuliskan bahwa pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani, "Ini wacana yang bagus, namun saat ini belum urgent. Redenominasi pasti akan membutuhkan biaya besar karena Bank Indonesia harus mencetak uang baru lagi,". Dengan adanya redenominasi ini juga pasti akan membawa dampak negatif bagi para pengusaha / pebisnis besar jika dibarengi dengan kenaikan pajak untuk membiayai program pemerintah yang satu ini.
Oleh karena banyak dampak yang menyertai program ini , maka perlu kajian study yang lebih mendalam karena seluruh aspek masyarakat akan langsung tidak langsung merasakan pengaruh redenominasi khususnya pelaku usaha.
C. PERUMUSAN MASALAH
1.Faktor – faktor apa sajakah yang menyebabkan redenominasi rupiah ?
2.Bagaimana Analisis dampak rencana redenominasi rupiah Oleh BI terhadap
Pelaku usaha di Indonesia?
D. TUJUAN PROGRAM
1.Ingin mengkaji Analisis dampak issu redenominasi rupiah Oleh BI terhadap pelaku usaha di Indonesia
2.Ingin mengetahui opini pelaku usaha di Surabaya terhadap issu redenominasi rupiah.
3.Ingin mengetahui faktor – faktor apa saja yang melatar belakangi opini tersebut.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Secara Teori
Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai ilmu ekonomi.
2. Secara Praktis
Sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintah agar dapat memberikan solusi yang tepat bagi pelaksanaan program redenominasi yang akan dilakukan.
3. Secara Garis Besar
Memahami perkembangan perekonomian yang dilakukan pemerintah dan memberikan masukan kepada pemerintah akan pengaruh redenominasi terhadap perkembangan pelaku usaha.
F. KEGUNAAN PROGRAM
1.Menambah ilmu pengetahuan terutama mengenai program ekonomi dari pemerintah.
2. Hasil riset dipakai oleh para pengambil keputusan ekonomi / pemerintah.
3. Hasil penelitian dapat dipakai sebagai acuan untuk kesuksesan rencana redenominasi rupiah.
4. Memberikan informasi ilmiah mengenai opini masyarakat tentang pengaruh redenominasi rupiah
bagi kelangsungan usahanya.
5.Untuk menyukseskan program pemerintah Indonesia dengan memberikan solusi terbaik mengatasi
masalah yang timbul akibat redenominasi rupiah.
G. KAJIAN PUSTAKA
G.I Redenominasi Rupiah
Redenominasi adalah pemotongan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. Pada waktu terjadi inflasi, jumlah satuan moneter yang sama perlahan-lahan memiliki daya beli yang semakin melemah. Dengan kata lain, harga produk dan jasa harus dituliskan dengan jumlah yang lebih besar. Ketika angka-angka ini semakin membesar, mereka dapat mempengaruhi transaksi harian karena risiko dan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh jumlah lembaran uang yang harus dibawa, atau karena psikologi manusia yang tidak efektif menangani perhitungan angka dalam jumlah besar. Pihak yang berwenang dapat memperkecil masalah ini dengan redenominasi: satuan yang baru menggantikan satuan yang lama dengan sejumlah angka tertentu dari satuan yang lama dikonversi menjadi 1 satuan yang baru. Jika alasan redenominasi adalah inflasi, rasio konversi dapat lebih besar dari 1, biasanya merupakan bilangan positif kelipatan sepuluh, seperti 10, 100, 1.000, dan seterusnya. Prosedur ini dapat disebut sebagai "penghilangan nol"( Sumber : Wikipedia.com )
Redenominasi mata uang rupiah terkait dengan upaya untuk meningkatkan efektivitas peran BI sebagai otoritas moneter dalam mengendalikan inflasi. Pengalaman negara lainnya, seperti Nigeria yang melakukan redenominasi Naira (mata uang Nigeria) dengan menghilangkan enam nol ternyata sangat efektif dalam mempengaruhi ekspektasi inflasi. Hal ini dapat diamati pada perbedaan inflasi yang besar antara sebelum dan setelah dilakukan redenominasi.
Redenominasi juga diperlukan untuk mengantisipasi kesepakatan integrasi ASEAN secara penuh menuju pembentukan mata uang tunggal ASEAN pada 2015. Meskipun penyatuan mata uang masih membutuhkan upaya keras untuk menyamakan beberapa indikator ekonomi utama antarnegara di ASEAN dan juga membutuhkan kesepakatan politik antarpemerintah (masyarakat) negara-negara ASEAN, namun hal ini tetap harus diantisipasi sehingga nilai konversi rupiah tidak terlalu besar. Hal yang sama juga pernah ditempuh oleh negara-negara Eropa seperti Slovenia, Belgia, Jerman, Irlandia, Austria, dan Hungaria yang meredenominasi mata uangnya sebelum bergabung ke EURO.
Menurut Syarkawi Rauf (Regional Chief Economist BNI) , redenominasi adalah kebijakan yang penting Kebijakan redenominasi merupakan hal yang lumrah dilakukan dan bahkan beberapa negara telah melakukannya beberapa kali dalam rentang waktu 50 tahun terakhir. Sebagai contoh, sejak tahun 1960 hingga sekarang, terdapat 61 negara yang melakukan redenominasi dan paling terakhir dilakukan Turki tahun 2005, Slovenia (2006), dan Nigeria (2008).
Pengalaman internasional menunjukkan bahwa terdapat beberapa negara yang telah beberapa kali melakukan redenominasi, yaitu Bolivia yang telah dua kali melakukan redenominasi (1963 dan 1987), Peru bahkan melakukan redenominasi dalam rentang waktu yang sanga singkat pada tahun 1985 dan 1991. Sementara negara lainnya seperti Argentina telah empat kali melakukan redenominasi, Serbia lima kali,Brazil sebanyak 6 kali .
Redenominasi menurut Bank Indonesia memerlukan waktu selama 10 tahun. Dimulai tahap sosialisasi pada tahun 2011-2012 kemudian pada tahun 2013, dilakukan Redenominasi sebagai masa transisi hingga tahun 2015. pada masa transisi ini, akan dipakai dua penilaian yang disebut istilah rupiah lama dan rupiah baru. Jadi anda bisa membeli barang dengan harga Rp 100.000 bayarnya bisa pake uang rupiah lama yaitu pecahan Rp 100.000 atau menggunakan uang rupiah baru yaitu Rp 100 (Redenominasi rupiah).
G.II Perbedaan Redenominasi dengan Sanering
Bank Indonesia menjelaskan perbedaannya secara rinci untuk mencegah salah pengertian antara redenominasi dengan sanering menjadi sebagai berikut:
1.Pengertian
Redenominasi adalah menyederhanakan denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut. Misal Rp 1.000 menjadi Rp 1. Hal yang sama secara bersamaan dilakukan juga pada harga-harga barang apapun sehingga daya beli masyarakat tidak berubah. Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui cara pemotongan nilai uang. Hal yang sama tidak dilakukan pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat menurun.
2. Dampak bagi masyarakat
Pada redenominasi, tidak ada kerugian karena daya beli tetap sama. Pada sanering, menimbulkan banyak kerugian karena daya beli turun drastis.
3.Tujuan
Redenominasi bertujuan menyederhanakan pecahan uang agar lebih efisien dan nyaman dalam transaksi. Tujuan berikutnya, mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional.Sanering bertujuan mengurangi jumlah uang yang beredar akibat lonjakan harga-harga.Dilakukan karena terjadi hiperinflasi (inflasi yang sangat tinggi).
4. Nilai uang terhadap barang
Pada redenominasi nilai uang terhadap barang tidak berubah, karena hanya cara penyebutan dan penulisan pecahan uang saja yang disesuaikan. Pada sanering, nilai uang terhadap barang berubah menjadi lebih kecil, karena yang dipotong adalah nilainya.
5. Kondisi saat dilakukan
Redenominasi dilakukan saat kondisi makro ekonomi stabil. Ekonomi tumbuh dan inflasi terkendali. Sanering dilakukan pada saat kondisi makro ekonomi tidak sehat, inflasi sangat tinggi (hiperinflasi).
6.Masa transisi
Redenominasi dipersiapkan secara matang dan terukur sampaimasyarakat siap, agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Sanering tidak ada masa transisi dan dilakukan secara tiba-tiba.
7. Contoh untuk harga 1 liter bensin seharga Rp 4.500 per liter.
Pada redenominasi, bila terjadi redenominasi tiga digit (tiga angka nol), maka dengan uang s ebanyak Rp 4,5 tetap dapat membeli 1 liter bensin. Karena harga 1 liter bensin juga dinyatakan dalam satuan pecahan yang sama (baru). Pada sanering, bila terjadi sanering per seribu rupiah, maka dengan Rp 4,5 hanya dapat membeli 1/1000 atau 0,001 liter bensin.
G.III Pelaku Usaha
Menurut pengertian Pasal 1 angka 3 UU Perlindungan Konsumen,
“pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.”
Ketentuan di atas dapat kita jabarkan ke dalam beberapa syarat, yakni:
Bentuk atau wujud dari pelaku usaha:
Orang perorangan, yakni setiap individu yang melakukan kegiatan usahanya secara seorang diri.
Badan usaha, yakni kumpulan individu yang secara bersama-sama melakukan kegiatan usaha. Badan usaha selanjutnya dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, yakni:
1. Badan hukum. Menurut hukum, badan usaha yang dapat dikelompokkan ke dalam kategori badan hukum adalah yayasan, perseroan terbatas dan koperasi.
2. Bukan badan hukum. Jenis badan usaha selain ketiga bentuk badan usaha diatas dapat dikategorikan sebagai badan usahan bukan badan hukum, seperti firma, atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha secara insidentil. Misalnya, pada saat mobil Anda mogok karena terjebak banjir, ada tiga orang pemuda yang menawarkan untuk mendorong mobil Anda dengan syarat mereka diberi imbalan Rp. 50.000,-. Tiga orang ini dapat dikategorikan sebagai badan usaha bukan badan hukum.
Badan usaha tersebut harus memenuhi salah satu kriteria ini:
a. Didirikan dan berkedudukan di wilayah hukum Negara Republik Indonesia.
b. Melakukan kegiatan di wilayah hukum Negara Republik Indonesia
H. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Surabaya , mengingat kota metropolis ini mempunyai jumlah penduduk terbesar kedua setelah Jakarta. Di samping itu masyarakat kota Surabaya merupakan didominasi oleh para pengusaha dan pebisnis.
2. Unit Analisa
Yang menjadi analisa data penelitian ini adalah masyarakat kota Surabaya yang memiliki berbagai bidang usaha. Karena kegiatan perputaran uang didominasi oleh para pengusaha ini.
3. Teknik Sampling
Untuk melakukan penyebaran angket dilakukan dengan incidental sampling sesuai wilayah penelitian sebagai mana teknik ini disebut sebagai incitendal sampling bukan serampangan dengan alasan – alasan khusus. ( Kartono ,1990:137)
4. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dan pengumpulan datanya mengunakan :
a.Observasi
Untuk memperoleh data opini masyarakat yang ada pada masing – masing jenis bidang usaha yang terpilih
b.Survey
Metode ini dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan terstuktur.
c.Wawancara Mendalam
Metode ini digunakan untuk melengkapi informasi yang diperoleh dalam survey dan mengetahui lebih dalam opini pelaku usaha di surabaya terhadap redenominasi rupiah.
5. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.Angket adalah satu set pertanyaan yang berkaitan dengan satu topic yang harus dijawab oleh subyek ( Kartono,1990 : 127 ) dengan angket diharapkan dapat memperoleh data yang sesuai dengan karateristik.
6. Populasi danSampel Penelitian
Populasi dalam hal ini tidak diketahui secara pasti akan tetapi untuk penelitian ditentukan sebesar 200 responden.
7. Langkah – langkah Penelitian
Persiapan Diskusi :
1. Perijinan
2. Pembuatan kuesioner
3. Pemantapan Tim
Pengumpulan Data :
1. Persiapan Lapangan
2. Penyebaran Kuesioner
Pengolahan Data :
Editing , Cross chek data, Entry data ,
Menganalisa Data dan Diskusi
Menyusun Laporan :
1. Menyusun Draf Laporan
2. Diskusi
3. Laporan Akhir
4. Publikasi
Sumber : Pengolahan penulis
DAFTAR PUSTAKA
Ari,Eko,2010, Boediono :Redenominasi masih kajian, (http ://www.tempointeraktif.com, diakses tanggal 10 Oktober 2010)
Devi,Ivana,2010, Ekonom Pesimistis Redenominasi Berjalan mulus, (http ://www.tempointeraktif.com, diakses tanggal 10 Oktober 2010)
Devi,Ivana,2010, Indef :Redenominasi Belum Urgent, (http ://www.tempointeraktif.com, diakses tanggal 10 Oktober 2010)
http ://Antaranews.com/Pengamat ; Pernyataan redenominasi Undang negative Pasar, diakses tanggal 10 Oktober 2010
http ://id.Wikipedia.com/Redenominasi,diakses tanggal 10 Oktober 2010
http ://Iwansulistyo.com/Pentingnya-redenominasi.htm,diakses tanggal 10 Oktober 2010
http ://Rakyatmerdekanews.com/ Redenominasi bikin resah pelaku usaha,diakses tanggal 10 Oktober 2010
Kartono .1990.Pengantar Statistik.Jakarta: Sinar Grafika
Maria,2010,Pengertian redenominasi dan dampak positif negatifnya, (http ://www.tempointeraktif.com, diakses tanggal 10 Oktober 2010)
Mubarok,Dinul,2010, BI :Redenominasi Bukan Pemotongan uang, (http ://www.tempointeraktif.com, diakses tanggal 10 Oktober 2010)
Mubarok,Dinul,2010, Redenominasi tak memicu kenaikan Inflasi, (http ://www.tempointeraktif.com, diakses tanggal 10 Oktober 2010)
Rauf,Syarkawi.,2010,Mengapa Redenominasi itu Penting ?, (http : //metronews.fajar.co.id,diakses tanggal 10 Oktober 2010)
Ridhotulloh,Didien,2010,Redenominasi , Mudharat atau manfaat ?, (http : //www.inilah.com,diakses tanggal 10 oktober 2010)
Setiawan,Dhoni,2010, BI :Redenominasi Perlu Waktu Panjang, (http ://www.kompas.com, diakses tanggal 10 Oktober 2010)
CURICULUM VITAE
Dosen pembimbing
1. Data Diri
Nama lengkap : Dra.ec.cholifah MM
NPP : XXX
Tempat/tanggal lahir : 18 april 1957
No Telp :
Alamat :
Jenis kelamin : Perempuan
Bidang keahlian : Ekonomi
2. PENDIDIKAN
Pendidikan Kota/negara Tahun lulus Bidang studi
1 UPN VETERAN (S1) SURABAYA/INDONESIA 1983 Manajemen
2 UBHARA (S2) SURABAYA/INDONESIA 2003 Magister Manajemen
3. PENGALAMAN RISET:
1. Judul pola perilaku konsumtif dikalangan pembantu rumah tangga wanita perumahan perkotaan dilihat dari penghargaan status bersifat kebendaan (tahun 2000).
2. Judul peranan penyediaan bahan baku tembakau untuk kebutuhan eksport pada PTP XXVII jember (tahun 2001).
3. Judul faktor-faktor yang mepengaruhi keputusan mahasiswa memilih program studi manajemen pada fakultas ekonomi universitas bhayangkara surabaya (tahun 2001).
4. Judul analisis kinerja keuangan koperasi pegawai republik indonesia (KPRI) sebelum dan sesudah krisis ekonomi di kabupaten jember (tahun 2004).
5. Analisa factor-faktor yang mempengaruhi pembelian mobil Toyota kijang di kota Surabaya (tahun 2004).
6. Judul keputusan voluntary disclosure pada perusahaan go public (studi perbandingan tentang pembuatan voluntary disclosure pada perusahaan rokok PT. HM. Sampoerna Tk, gudang garam tbk. Dan PT. BAT Indonesia dalam mendapatkan public trust). (tahun 2005).
4. Pengalaman Pelatihan/Lokakarya :
1. Penataran komputerisasi data penelitian di Surabaya, ubhara tahun 1994.
2. Penataran dasar-dasar statistic untuk pengolahan datapenelitin di Surabaya. Kop.wil. VII. Tahun 1994.
3. Lokakarya penelitian kualitatif di malang.unisma. tahun 1995.
4. Penataran metodologi penelitian kualitatif di Surabaya. Ikip negeri. Tahun 1996.
5. Seminar krisis moneter BLBI terhadap likuiditas perbankan disurabaya. Ubhara. Tahun 2003.
6. Pekan Ilmiah dengan tema revitalisasi manajemen pelayanan public di daerah Surabaya, Ubhara tahun 2003.
7. Seminar ekonomi sya’riah menjawab pertanyaan pemulihan Indonesia di Surabaya, Ubhara tahun 2004.
8. Seminar akuntansi sektor public di Surabaya, Ubhara tahun 2004.
9. Pelatihan pengabdian pada masyarakat bagi dosen di Surabaya, Ubaya tahun 2006.
10. Pelaksanaan orientasi penyusunan satuan acara perkuliahan (SAP) di Surabayam Ubhara tahun 2006
11. Seminar manajemen perguruan tinggi berbasis kualitas di malang, Unibraw tahun 2006.
12. Seminar ISO 9001:2000 Design & Devel Opment Training di Surabaya, Ubhara tahun 2006.
13. Workshop bidang hokum dengan materi : Perburuhan Dan Ketenagakerjaan di Surabaya, Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Wilayah VII Jatim tahun 2006.
14. Seminar anak bangsa dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di Surabaya, Ubhara tahun 2006.
15. Seminar penerapan system mutu pada perguruan tinggi di Surabaya, Ubhara tahun 2006.
16. Pelatihan penyusunan Silabi dan SAP bagi Dosen PTS Kopertis Wil. VII di Batu, Hotel Agrowisata tahun 2006.
17. Penataran dan lokakarya metodologi program pengabdian kepada masyarakat di Denpasar, Udayana tahun 2006.
5. Pengalaman bidang Pengabdian Pada Masyarakat :
1. Memberikan ceramah dan diskusi “ Wanita Karir Dalam Perspektuf Islam “ tahun 2000.
2. Pendampingan dalam pelaksanaan “ Pemanfaatan Pekarangan Sebagai Sumber Karang Gizi Di Desa Kepuh Kiriman Warum Sidoarjo tahun 1999.
3. Ceramah Penggunaan Air Susu Ibu di Kel. Kutisari Surabaya tahun 1999.
4. Pembinaan dan Konsultasi tentang “ Upaya Pemgembangan Industri Keciul, CV Sinar Baru Jaya, Surabaya tahun 2002.
5. Sebagai anggota tim pengarah dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Ubhara sejak tahun 2002 sampai sekarang.
6. Konsultasi dalam pengembangan manajemen Industri Sandal dan Sepatu di Kecamatan Waru tahun 2004
Surabaya, 20 Oktober 2010
Ketua pelaksana,
Dra. Ec Cholifah, MM
CURRICULUM VITAE
KETUA
Nama ; Ringga Arie Suryadi
Tempat / Tgl. Lahir : Surabaya, 10 Juni 1989
Alamat :
Telepon :
Pendidikan
SD / MI Al-Hidayah Surabaya 2001
SLTP N 2 Surabaya 2004
SMA N 4 Surabaya 2007
Kegiatan Ilmiah
1.Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa Ubhara Cuban Rondo, 2008
2.Seminar National Marketing and career ITS , 2009
3.Seminar Potensi Diri UNESA , 2009
4.Seminar Marketing Challenge Ubhara , 2009
5.Sarasehan ACFTA ditengah Kekhawatiran Bangsa Ubhara , 2010
Pengalaman Organisasi
1.Ketua Bola Volley SMA N 4 Sby ,2006
2.Anggota Sie Kerohanian Islam SMA N 4 Sby , 2006
3.Anggota Futsal SMA N 4 Sby , 2006
Pengalaman Kerja
1. PT MIRAITECH CIPTA MACHINERY ,Operator Produksi ,2008
2. PT TEMPO INTI MEDIA Tbk, Staf Pemasaran Biro Surabaya, 2009
3. LBB Bina Cita , Tentor , 2009 - Sekarang
Surabaya , 18 Oktober 2010
Ringga Arie Suryadi
CURRICULUM VITAE
ANGGOTA
Nama : Ana Aflahul Jaumiah
Tempat / Tgl. Lahir : Surabaya, 2 Mei 1989
Alamat :
Telepon :
Pendidikan
SDI Salafiyah Sby 2001
SMP Wachid Hasyim Sby 2004
SMAI Kartika 3 Sby 2007
Kegiatan Ilmiah
1. Worshop dan presentasi bahaya Narkoba (Granat) ,2006
2. Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa Ubhara Cuban Rondo, 2008
3. Seminar National Marketing and career ITS , 2009
4. Seminar Marketing Challenge Ubhara , 2009
Pengalaman Organisasi
1. Wakil ketua Osis SMP Wacjid Hasyim ,2003
2. Wakil ketua Osis SMA Kartika III ,2006
3. Anggota Gerakan Anti narkoba (Granat) , 2006
Pengalaman Kerja
1. Jawapos , SPG Surabaya Shoping Festival ,2008
2. Bank Mandiri Surabaya, SE Funding ,2008
3. DPW PKB Jatim , Staf Humas & Resepsionis , 2010 - Sekarang
Surabaya , 18 Oktober 2010
Ana Aflahul